Oleh : Shelby AR
MACAKATA.COM – Sirkuit balapan yang berada tak jauh dari pusat Gelanggang Generasi Muda Majalengka itu, hanya sebuah tempat balapan resmi dan berijin. Juga momen-momen tertentu saja.
Tanpa ada even tertentu, sirkuit yang berada di bawah tempat olahraga paralayang dan gantolle itu, hanya titik seperti lukisan aspal saja, jika dilihat dari atas Paraland.
Layaknya sebuah tempat yang cantik dan megah, even balapan resmi nan berijin itu, biasanya akan hadir pada momen khusus. Tanpa itu, apalagi saat ini masih pandemi, maka sirkuit itu seperti lapangan jalanan aspal hiasan saja, seperti lukisan.
Namun, berbicara tentang hasrat muda mudi remaja, yang haus akan balapan, rupanya, belasan remaja yang katanya warga Kabupaten Majalengka itu, terlihat asyik berlatih balapan di jalur jalan Kiayi Haji Abdul Halim, tepatnya di depan GGM, dekat Swalayan Besar. Sky Walk.
Aksi muda-mudi remaja ini tentu saja membuat suara berisik malam hari. Sunyi sepi berubah mendadak menjadi raungan knalpot, dari motor yang tengah memacu dengan adrenalin kawula muda.
Itu merupakan balapan yang tak resmi. Karena jika resmi dan berijin, maka sudah pasti, sirkuit yang hanya berjarak sekira tujuh menit dari GGM itu, bisalah untuk difungsikan kembali untuk menyalurkan hasrat balapan. Sehingga tidak ada lagi istilah balapan liar.
Mendengar laporan dari masyarakat sekitar GGM, kepolisian Majalengka Kota mendatangi tempat kejadian perkara atau TKP. Hari itu sudah memasuki Minggu dini hari sekira pukul 01.30 WIB, 22 Agustus 2021.
Pihak kepolisian mengamankan empat belas anak remaja tanggung, dan tiga belas unit sepeda motor. Juga satu unit kendaraan mobil. Merknya saya gak tau. Karena semua rilis berita juga tak menyebut tentang jenis mobil itu.
Hasilnya, ke-empat belas muda mudi itu diberi nasehat, dikasih bimbingan dan penyuluhan, selanjutnya segera diperintah pulang ke rumah orangtuanya.
Namun, motor mereka ditahan pihak Polsek Majalengka Kota. Karena masih perlu adanya kelengkapan surat-surat kendaraan tersebut, sebagai upaya untuk membuktikan kepemilikan kendaraan bermotor.
Padahal ini masih PPKM, masih pandemi Covid-19, yang selalu harus mematuhi lima, atau, eh, sekarang sudah enam aturan protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas dan satu lagi, memakai dobbel masker.
Tapi anak muda, juga kebanyakan kita, orangtua yang sudah lebih dewasa, dilihat dari usia yang terus bertambah, juga bosan dengan taglane diam saja di rumah.
Maka saya nilai wajar, ketika ada jiwa jiwa muda yang berontak, ingin berlatih balapan. Terpaksa, KH Abdul Halim sebagai track yang mudah dan murah untuk balapan. Malam hari memang sepi lalu lintas.
Namun, jangan senang dulu, tetap saja itu mengganggu orang tidur. Mimpi warga buyar karena suara bising. Sekarang, coba deh posisinya dibalik. Lo yang tidur, kami orangtua yang meraung-raungkan knalpot bising dan balapan tepat di depan dan belakang rumahmu. Kau juga, pasti terasa terganggu oleh suara bising.
Maka, jangan salahkan yang melaporkan. Kaji diri saja dulu. Evaluasi kesalahan kita semua. Bahwa melampiaskan hasrat adalah wajar, memang ya. Bahwa meluapkan kekecewaan dan kebosanan memang harus, tapi salurkanlah hal itu tanpa mengganggu orang lain. ***
Comment here