EntertainmentOPINISwimmingWorld

Majalengka Kota Viral

Alun majalengka viral

Oleh : Shelby AR

Rentetan Peristiwa Menghiasi Kota Ini

MACAKATA.COM – Sepekan ini, kota kelahiranku viral di dunia internet.

Kabar heboh itu selalu menyebut nama Majalengka. Tekstual dan pengucapan pencarian nama Majalengka populer di jagat sosial media.

Sejak Selasa pekan terakhir di bulan Oktober 2021, kata viral itu muncul dalam berbagai judul dan konten.

Kakek Caslim dipukul. Pemulung dituduh mencuri. Hari ke delapan, namanya masih menguasai jagat maya.

Hari ini, awal November 2021, seorang kepala desa di bagian selatan Majalengka. Lagi-lagi viral. Videonya menceritakan dia sedang memarahi seorang penceramah dalam acara muludan.

Viral lainnya mungkin masih banyak lagi. Tergantung devinisi kata viral itu. Karena, hampir semua artikel berita mengawali dengan kata viral.

Tak masalah bagiku. Perkembangan digitalisasi membuat akses informasi sekecil apapun tersebar dalam hitungan menit.

Membuat siapapun yang sibuk, sedikit saja, sudah ketinggalan informasi.

Kabar baiknya, media sosial yang rata-rata diolah oleh citizem jurnalisme, menyebarkannya lebih cepat dan tanpa daya saring itu, kita bisa menontonnya kapanpun. Meski sudah lewat. Selalu ada jejak digital.

Setelah viral disebar dan disebut dalam judul-judul berita maupun konten YouTube, tak lama kemudian, islah, perdamaian pun ditempuh.

Sepertinya, dunia viral itu hanya sebatas efek kejut saja. Seperti petir yang menggelegar, setelah itu hujan besar. Lalu reda. Mungkin nanti akan muncul viral lainnya lagi.

Tapi semoga yang positifnya. Eit, tunggu dulu, yang positif, biasanya jarang viral. Penonton dan pembaca, saya sebut saja netizen dan warganet kita, lebih asyik menyebar kabar yang miring dan terkesan negatif. Bad News its Good News. Good News its Bad News. Tapi selalu saya yakin, besok lusa, Good News its Good News.

Ditambah, jemari kita suka gatal. Kepo. Terima info, tanpa baca dan resapi serta hayati dulu informasi itu, langsung sebar sajah. Dijadikan status WA, posting di instagram, twitter. Unggah di FB dan WA grup serta Group FB. Seolah kita yang paling tahu nomer wahid soal info itu.

Ditambahi bumbu kalimat lain biar tambah seru. Mendukung satu dan lain hal, karena empati dan simpati. Dibanjiiri ribuan komentar. Kondusfitas daerah agak terusik. TKP didatangi. Orang yang dimaksud dimintai klarifikasi. Tak ada jalan lain, solusinya harus damai.

Begitulah dunia kita saat ini. Banyak viral dalam hitungan menit. Bertahan paling lama seminggu. Sebulan. Setelah itu muncul viral lainnya.

Dulu pernah viral juga adzan Hayya alal Jihad. Konten dan judul berita selalu mayoritas diawali kata viral. Itu TKP-nya di wilayah Kabupaten Majalengka.

Pokoknya banyak banget lah kota kelahiranku yang viral, dan banyak dibahas oleh sosial media sosial, maupun media jurnalistik yang punya kantor di ibu kota Jakarta sana.  Pusat berita kadang ada di daerah. Salah satunya Majalengka.

Dulu juga viral Kampung Mati. Dusun mati yang katanya tanpa penghuni. Seminggu lebih, kalimat viral membahas kampung mati itu. Klarifikasi dan wawancara ekslusif banyak dilakukan.

Sepertinya dunia kita hanya sebatas konten viral dan petir yang menggelegar saja.

Semoga kita tak lupa, bahwa setiap wilayah, dimanapun itu, di pulau manapun itu, pasti ada viral yang sedang dibahas. Bahkan, ada viral yang cakupannya hanya sebatas lingkup desa atau kecamatan.

Harus diingat bahwa setiap wilayah pun, kabupaten atau kota, selalu punya sisi positifnya masing masing.

Tapi orang kadang hanya kepo dan baper, hanya karena melihat informasi sesaat kejadian yang sifatnya insiden, terengar WAHH, spontanitas, khilaf, lalu viral dan diklarifikasi. Hanya itu yang menarik untuk ditonton. Dibaca jika ada waktu.

Orang sekarang mudah sekali untuk terkenal. Buat saja kejadian menghebohkan. Pasti viral. Tapi malu silakan tanggung sendiri.

Dulu, empat tahun lalu, sewaktu peresmian Bandara Kertajati, selama sebulan lebih, jagat dunia heboh dengan ulah masyarakat yang terus terusan mendatangi area bandara. Sampah sampah berhamburan. Bertumpuk. Berserakan. Itu pun viral juga.

Masih di masa pandemi, Alun-alun Majalengka juga sempat menghebohkan dunia maya selama satu bulan lebih. Viral karena nuansa eksotisnya, bercampur dengan larangan kerumunan orang-orang. Petugas dikerahkan, ribuan orang masih pada berdatangan.

Nah, tak berlebihan bila saya menyebutkan, Majalengka memang kota yang viral. ***

 

Penulis adalah Ibu rumah tangga, suka baca

 

 

Comment here