OPINIPENDIDIKAN

Animo Meneliti Dosen Indonesia

Oleh : Titin Kustini

MacaKata.com – Di beberapa artikel di Google Scholar yang publish sekitar tahun 2011-2017, kita bisa menemukan statemen animo meneliti dosen Indonesia masih rendah dan perlu ditingkatkan. Sedangkan seperti kita ketahui, Tri Dhama perguruan Tinggi menggariskan kewajiban seorang dosen itu tak hanya mengajar tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Senada dengan itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dan Dikti (SDID) yang saat itu masih bernaung di bawah Kementerian Riset, Teknologi Dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ali Ghufron Mukti (2017) menyatakan kebanyakan dosen di Indonesia itu kebanyakan mengajar, kurang meneliti, kurang menulis dan kurang inovasi.

Data di tahun-tahun terakhir dalam pencarian di internet  belum ditemukan angka shohih tentang animo meneliti di dosen Indonesia, namun seorang akademisi Indonesia yang menjadi dosen di Eropa menyebutkan di suatu forum di mana dia menerima award untuk penelitiannya (2021), tak ada satu pun dosen Indonesia yang hadir di sana.

Padahal dalam forum itu hadir dosen-dosen dari seluruh dunia. Dia pun mengutip pernyataan dari Pimpinan World Research Council, Sir Abu, yang dtemuinya di forum itu, juga menyampaikan bahwa Indonesia termasuk negara yang kurang produktif menghasilkan karya ilmiah dibandingkan negara-negara ASEAN.

Kendati bukan hal yang menggembirakan, statemen-statemen tersebut selayaknya disikapi dengan positif dan dijadikan semangat untuk memacu kreatifitas dan kompetensi agar lebih produktif lagi dalam meneliti. Kalau pun benar animo meneliti dosen Indonesia rendah, tentu ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya, dana misalnya.

Namun, setidaknya ada kabar baik dari gambaran dosen yang antusias men-submit proposalnya setiap hibah penelitian dan pengabdian dibuka oleh pemerintah melalui Sistem Informasi Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Simlitabmas) Kemdikbudristek.

Setiap masa upload proposal di Simlitabmas beberapa tahun belakangan ini, mengindikasikan animo meneliti dosen Indonesia cukup tinggi. Di hari-hari penerimaan proposal dibuka, apalagi menjelang deadline, server simlitabmas berulangkali down.

Dosen dari seluruh Indonesia menyerbu, upload proposal penelitian dan pengabdian. Biasanya 4 atau 3 hari menjelang deadline, server Simlitabmas mulai down. Alhasil, upload proposal pun yang sebenarnya cukup hanya dalam hitungan menit andai server lancar, menjadi berhari-hari. Pada tahun ini saja, di 2 hari terakhir menjelang deadline, di satu waktu, users tercatat 3500 lebih, yang login 900an, hampir mendekati 1000.

Proses upload proposal di Simlitabmas ini cukup membuat stres para dosen yang memiliki minat melakukan penelitian dan pengabdian. Untuk menyiasati, biasanya para dosen akan memilih waktu upload dini hari dengan asumsi itu waktu-waktu yang tidak terlalu sibuk. Namun apa daya, yang lain juga berpikir demikian, sehingga akhirnya tidak siang tidak malam, bahkan dininari pun, server simlitabmas tetap kewalahan.

Itulah sebabnya, Simlitabmas tahun ini hingga 2 kali melakukan perpanjangan batas waktu upload. Karena banyak informasi dan usulan dari perguruan-perguruan tinggi yang disuarakan oleh P3M (biro penelitian dan pengabdian masyarakat) tentang para dosen di perguruaan tingginya yang kesulitan upload karena server down.

Dari kenyataan di atas, secara kuantitas, mungkin kita bisa bilang bahwa animo meneliti dosen Indonesia cukup tinggi terlihat dari banyaknya dosen yang mengirimkan proposal penelitian dan pengabdiannya di Simlitabmas. Dengan banyaknya kuantitas, kita layak berharap akan diikuti oleh kualitas. Sehingga dosen-dosen Indonesia semakin banyak menelurkan hasil-hasil penelitian yang bermutu. Semoga.

Comment here