Dhora Darojatun juga Farah Putri Nahlia Disebut Punya Elektabilitas yang Lumayan
MAJALENGKA – MacaKata.com – Dari sepuluh nama kandidat dalam perhelatan pemilu 2024 mendatang di Kabupaten Majalengka Jawa Barat, nama Ikke Nurjanah cukup kontras. Alasannya, hanya dia satu-satunya kalangan perempuan yang masuk dalam hasil survei popularitas.
Meskipun, dalam survei per-dapil, ada dua nama lagi di kalangan perempuan yang elektabilitasnya tak diragukan, yakni Dhora Darojatun, juga Farah Putri Nahlia.
Dhora tersurvei mempunyai elektabilitas sebesar 1,6 persen. Sementara Farah Putri Nahlia mempunyai elektabilitas 2,3 persen.
Hasil survei ini dirilis oleh Lembaga Pemantau Pemilu (LPP) Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Majalengka. Diumumkan dalam acara diskusi media yang digelar di Double D Kafe, Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Kamis siang, 24 Maret 2022.
Ikke Nurjanah memang bukan pada urutan pertama hasil survei DEEP Majalengka tersebut. Tetapi, jika dibandingkan dengan sembilan nama lainnya, semua muncul dengan kategori kaum Adam. Sembilan orang dari survei itu semuanya dari kalangan laki-laki.
DEEP Majalengka merilis berdasarkan persantase kepopuleran dan elektabilitas sepuluh nama tersebut. Nama Karna Sobahi memang berada diurutan paling atas dengan jumlah 78,2%, disusul oleh Sutrisno sebesar 58,6%, Tarsono 557%, Jajang Nurjaman 48,7%.
Sementara, Ikke Nurjanah menempati urutan kelima dengan persentase 47,8%, lalu ada Maman Imanulhaq 47,8%, Ammar Zoni 44,2%, Jefry Romdhoni 39,1%, Sanwasi 36,1% dan Eman Suherman sebesar 29,7%.
Kordinator Jaringan DEEP Majalengka, Hendri Hendriana mengatakan dari sembilan orang itu, memang mendominasi kalangan laki-laki.
“Partai Politik masih punya peranan. Terutama tokoh-tokoh parpol yang punya jaringan luas ke masyarakat,” ujarnya.
Hendri menjelaskan, DEEP Majalengka melakukan survei ini pada rentang waktu dua bulan yakni Januari-Februari 2022.
“Sampel yang digunakan sebanyak 1.029 responden yang diwawancara secara tatap muka,” jelasnya.
Hendri menuturkan, responden dipilih melalui metode multi stage random sampling, lalu toleransi kesalahannya (margin of error) kurang dari dua persen.
Terpisah, sejumlah kalangan masyarakat, terutama netizen yang aktif berkomentar di sosial media seperti Facebook dan Group FB Majalengka yang aktif, survei tentang nama-nama kandidat atau bakal calon bupati itu, juga sempat ramai diperbincangkan pada akhir tahun 2021 lalu.
Meski sumber dari sosmed itu kurang bisa dipertanggungjawabkan, namun, sejumlah nama yang disebut oleh Hasil Survei DEEP Majalengka ini, ada yang muncul dan pernah disebut-sebut di sosmed dalam empat atau lima bulan terakhir.
Dalam acara diskusi media itu, sejumlah tokoh parpol ikut hadir. Termasuk pensiunan birokrat yang katanya mau nyaleg. Hadir pula komisioner dari KPU dan Bawaslu Majalengka. (MC-05)
Comment here