BUDAYAPENDIDIKANScience

Bermanfaat untuk Masyarakat

Oleh : Erik, Ketua Forum TBM Majalengka

KGM Hadir Melengkapi TBM maupun Perpustakaan

CIAMIS – MacaKata.com –  Aisyah dan temannya itu terlihat sumringah. Mereka langsung meniti anak tangga di sebelah masjid.

Keduanya membasuh tangan, seperti hendak berwudlu. Mata mereka melihat bangunan segitiga tiga lantai, yang arsitekturnya mungkin terlihat unik bagi mereka.

Setelah itu, mereka berdua memasuki bangunan segitiga langsung ke lantai tiga. Pintu telah terbuka lama. Buku-buku berjejer di dinding sebelah kanan dalam rak. Sementara ribuan buku ‎lainnya, tersusun rapi di sebelah kiri, tepat bersebelahan dengan gantungan busana-busana.

Di atas papan pintu masuk tertulis permanen “Komunitas Gada Membaca”. Aisyah dan temannya itu segera saja mengambil satu buku, lalu duduk lesehan, mulai membaca buku novel pilihannya.

“Kebetulan saya suka baca-baca buku. Daripada liburan gak jelas, lebih baik saya manfaatkan untuk baca-baca buku di sini,” ujarnya, Ahad siang, 8 Mei 2022.

Aisyah dan temanya itu merupakan tetangga Desa Winduraja Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Berjalan kaki dari rumahnya tak membutuhkan waktu banyak.

“Kami jalan kaki dari rumah, mungkin perjalanan butuh waktu kurang dari 20 menit. Jalan kaki biar sehat,” ujar teman Aisyah menjawab sambil tersenyum‎.

Tak lama kemudian, tokoh masyarakat setempat yang disapa pak Ustadz, datang beserta anaknya yang masih usia 8 tahun. Ia datang untuk menemani anaknya meminjam buku baru di Komunitas Gada Membaca itu.

“Mengembalikan buku, sekaligus mau minjam lagi. Anak saya suka buku,” ungkapnya.

Sebelum Aisyah dan ustadz itu, Komunitas Gada Membaca (KGM) juga sudah kedatangan tamu dari Pangandaran.

Tamu dua orang itu asyik berbincang dengan penggagas ‎KGM, membicarakan gerakan literasi, tentang membaca, buku-buku dan obrolan seputar minat baca di Indonesia.

Di sela-sela obrolan itu, datanglah tamu dari Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Forum Taman Bacaan Masyarakat (Forum TBM) Majalengka datang berkunjung dan bersilaturahmi ke KGM di Winduraja, Kawali, Ciamis.

‎”Kita di sini karena satu frekuensi, jika sudah sama frekuensinya, dimanapun pasti akan kete‎mu. karena orang itu kan pada dasarnya mencari yang satu hobi dan satu keinginan dengan kita,” ujar Agus Munawar, penggagas Kampung Baca di Komunitas Gada Membaca.

Bicara litearasi, menurut Agus Munawar, bukan sekedar mendirikan Taman Baca atau perpustakaan saja, lebih dari itu, esensi dari literasi adalah gerakan perubahan yang konsisten ke arah yang lebih baik.

“Literasi itu perubahan, dari yang tidak tau, lalu tau dan faham, kemudian jadi lebih baik. Salah satu prosesnya memang baca-baca buku,” ucapnya.

Sementara jika berbicara filosofi nama “Gada” itu memang sengaja. Gada berarti sebuah palu‎ besar yang fungsinya memukul. Namun di sini, arti memukul diarahkan ke hal-hal positif, yakni agar orang rajin baca-baca buku, menggali ilmu pengetahuan yang ada dalam bacaan, buku.

“Filosofi lainnya, dulu di sini ada gajah yang suka mandi di sungai di Dawuan di bawah sana,” ujarnya, sambil menunjuk sungai besar di bawah bangunan KGM.

‎Selama empat bulan mendirikan dan mengelola Komunitas Gada Membaca, dalam catatan teregister anggota KGM kini telah mencapai 600 orang dari berbagai kalangan, anak-anak, remaja, mahasiswa, masyarakat termasuk TNI dan Polri.

“Menebar manfaat saja, bagi saya literasi tak sekedar mendirikan perpustakaan atau taman baca. Ini gratis untuk masyarakat. Kami ‎berkegiatan, semoga nenjadi ilmu yang bermanfaat untuk msyarakat,” tuturnya.

Meski baru empat bulan eksis, kegiatan KGM ‎ini telah mendapatkan respon antusias dari berbagai kalangan termasuk pemerintah, mulai tingkat desa, kecamatan, maupun pemerintah Kabupaten Ciamis.

“Sah sah saja banyak perpustakaan atau TBM, tapi yang lebih penting adalah gerakannya,” ujarnya.

Selain buku-buku, di KGM ini juga ada kantin yang menyediakan menu-menu segar seperti rujak, karedok basreng, maupun kopi dan minuman.

Kolom “Rest Area” tertulis di pinggir jalan depan KGM. Dimaksudkan bagi pengendara yang mau rehat usai perjalanan mengaspal yang meliuk-liuk dan menanjak. Di KGM juga ada saung sejuk dengan pemandangan pohon hijau dan sungai ke bawahnya.

Di KGM juga ada mobil kepedulian. Fungsinya macam-macam. Mulai dari mengantar orang sakit, membantu untuk membawa yang mau melahirkan, maupun untuk berkegiatan literasi sambil bawa buku berkeliling kampung dan desa.

“Pokoknya mobil ini multi fungsi,” ucapnya.

Di bawah bangunan segitiga itu, juga ada lima kolam ikan. Bubidaya ikan sedang dikembangkan di Komunias Gada Membaca ini. Juga bubidaya Magot.

“TBM juga harus mandiri, maka di KGM sini ada kantin. Ke depan bisa saja ada pengembangan rumah makan‎. Setelah makan, orang bisa baca baca buku di sini,” tandas Agus penuh senyum. (***)

Comment here