BERITANewsWorld

Penanganan Orgil dan Stres Belum Optimal

Penulis : Diana Ha

MAJALENGKA – macakata.com – Seorang pemuda yang diduga stres mengamuk. Emosi amukanya itu ia lampiaskan dengan cara yang salah. Ia malah sengaja membakar kasur dalam kamar tidurnya. Membiarkan kamarnya sendiri terbakar. ‎Tak lama setelah itu, api menyebar membakar ruangan lain dan meludeskan atap-atap bagian rumah.

Pemuda ini diketahui bernama Keci, 32 tahun. Ia tinggal bersama ayahnya, Raskim, 72 tahun, tinggal di Dusun Satu Cisumur RT.01/03 di Desa Tanjungsari, Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Raskim tentu saja kaget ketika melihat rumahnya sudah terbakar. Bagian atapnya sudah ludes dibakar api yang cepat membara, menghanguskan kayu-kayu dan plapon dari bambu.

Tetangga rumah yang terbakar di Desa Tanjungsari Kecamatan Leuwimunding itu, sebetulnya telah mencoba untuk mematikan api, agar tidak menyebar ke ruangan lain, sekaligus mencegah api merambat ke rumah di sebelahnya.

Namun, dasar si anak stres, malah menghalang-halangi warga yang mau berbuat baik mematikan api yang sudah mulai menyebar. Kejadian ini diperkirakan sekira pukul 10.00 WIB, dan baru padam total hingga asapnya berhenti sekira pukul 14.00 an.

‎Rumah yang terbakar itu berukuran 6×4 meter persegi, mayoritas atapnya itu memang bukan baja ringan. Namun kayu dan bambu. Sehingga api membakar habis bagian atap dan kayu-kayu jendela maupun pintu.

‎Usai menghalang-halangi warga dan tetangga yang mau memadamkan ap rumah orangtuanya itu, Kecil si pemuda tanggung yang stres itu, malah asyik menyaksikan rumah yang ditinggalinya itu terbakar.

Sejumlah warga mengatakan, tiga orang cukup kaget, karena melihat rumah di sebelah rumah saudaranya terbakar‎. Sementara, ia pun semakin kaget ketika tak ada satu pun yang mencoba untuk menghentikan api yang menyebar.

“Api kemungkinan berasal dari dalam kamar rumah itu. Saya lihat satu kamar apinya sangat besar, katanya kasur itu yang pertama kali dibakar,” ungkap sejumlah warga di lokasi kejadian, Senin, 26 September 2022 lalu.

‎Warga lainnya, juga menduga hal yang sama.  Api berasal dari pembakaran yang disengaja dilakukan oleh anak Raskim bernama Keci yang sudah lama mengalami gangguan stress. Pemuda yang bernama Keci ini diketahui sengaja menyirami kasur di kamar tidurnya dengan BBM.

‎”Kamar Keci itu di depan, api sangat besar di kamar depan itu. Katanya, ia menggunakan bensin untuk kemudian segera menyulut api, sehingga apinya cepat menyebar,” ujar sejumlah warga.

‎Sementara itu, warga lainnya, Tarsim mengatakan, si pemuda stres itu, setelah kejadian itu masih berada di sekitar lokasi, bahkan, yang bersangkutan hanya menonton dan melarang warga untuk tidak memadamkan api.

“Satu warga malah ditonjok karena mencoba memadamkan api. Anak ini memang rada stres. Sekarang gak tau, anak itu malah kabur,” ucapnya.

Di tempat yang sama, orangtuanya, Raskim mengatakan, anaknya yang bernama Kecil itu memang sering bersikap aneh sejak bulan Juli lalu. Ia tak mengerti tentang kondisi psikis anaknya.

Itu dimulai ketika dirinya sakit.

“Bulan Juli saya sakit, nah, anak ke empat saya ini mulai terlihat bersikap aneh. Saya tak akan menuntut apapun, saya hanya ingin anak saya dirawat,” ujarnya.

‎Raskim berencana akan membawa yang bersangkutan ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Bogor. Hanya saja, kendala muncul saat ini ia tak punya ongkos maupun biaya untuk pergi ke rumah sakit yang ada di Bogor tersebut.

“Sekarang situasinya lain lagi. Rumah saya malah hangus terbakar. Semoga saya kuat, dan anak saya bisa saya Antarkan ke rumah sakit jiwa untuk perawatan,” ujar sang ayah warga Kabupaten Majalengka ini.

Jumlah Orgil di Majalengka Ribuan

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, H.Agus Susanto mengatakan, masalah kesehatan merupakan hal yang komplek tidak hanya berbicara tentang kesehatan fisik namun kesehatan psikis juga harus menjadi perhatian bersama, menurut data laporan, adapun analogi gambaran kesehatan jiwa 1 dari 4 orang terindikasi beresiko mengalami gangguan jiwa.

Satu dari 10 orang mengalami gangguan mental emosional dan 1 dari 16 orang mengalami depresi, selain itu 2 dari 1.000 orang dibuktikan mengalami resiko gangguan jiwa berat.

Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat merupakan standar pelayanan minimal kesehatan di Kab.Majalengka yang wajib dilaksanakan.

Pemerintah Kabupaten Majalengka telah bekerjasama dengan Rumah Sakit Jiwa Marzuki Mahdi di Bogor, dengan kontribusi pengiriman pasien ODGJ pada kurun waktu di tahun 2021 silam telah memberangkatkan 3 sampai 4 kali pemberangkatan pasien ODGJ ke RSJ Marzuki Mahdi untuk diberikan pengobatan.

Tahun 2021 sejumlah 1.450 orang, dengan hasil yang dicapai dalam penanganannya dan telah diobati sejumlah 1.447 orang. ‎Pencapaian penanganan ODGJ berat di Kab.Majalengka pencapaiannya adalah 99.79 persen.

“Layanan kesehatan jiwa dengan pendekatan prespektif, kuratif, preventif dan rehabilitatif, terus kami lakukan,” ujarnya.

Dalam perjalannya adapun berbagai hambatan dalam penanganan pelayanan terhadap ODGJ di Kab.Majalengka salah satunya yaitu belum mempunyai Rumah Sakit atau ruang perawatan gangguan jiwa.

Setelah berdiskusi dengan dua Direktur RSUD di Kabupaten Majalengka, ke depannya akan menyediakan layanan perawatan kesehatan untung orang dengan gangguan jiwa tersebut

Hambatan lainnya terhadap pelayanan kesehatan terhadap ODGJ khususnya gangguan jiwa berat di Kab.Majalengka diantaranya masalah ketersediaan obat jiwa, selain itu kondisi sosial ekonomi ODGJ dengan belum memiliki jaminan kesehatan, tidak mempunyai dokumen kependudukan dan belum mempunyai rumah singgah untuk ODGJ yang terlantar.”Hal itu nantinya akan menjadi fokus tindak lanjut bersama dan koordinasi lebih optimal bersama lintas sektor atau stakeholder terkait lainnya,” ucapnya.

Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D. Mardiana mengatakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat menjadi prioritas penting, untuk itu diperlukan usaha preventif, untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan, tidak hanya pisik saja, namun kondisi psikis pun harus menjadi fokus agar masyarakat terhindar dari gangguan jiwa.

Kepada Puskesmas sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan di daerah harus mampu bekerja secara optimal memberikan pelayanan kesehatan dan terus harus ditingkatkan, terlebih dengan adanya salah satu program unggulan Bupati dan Wakil Bupati di bidang pelayanan kesehatan yaitu “Puskesmas Nganjang ka Imah”.

“Oleh karenanya, harus benar-benar dapat dibuktikan pelayanannya sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya,” ujar wabup. (*)

Comment here