PARLEMENUncategorizedWorld

Politik Identitas dan Dampaknya

Pemilu – Memasuki tahun politik 2024, tantangan untuk mewujudkan pemilu yang damai merupakan tugas yang cukup berat.

Direktur Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Masdar Hilmy, mengatakan politik identitas menguat di Indonesia sejak satu dekade lalu, berkat  adanya sistem demokrasi elektoral pada pemilihan umum.

Identitas dalam politik memberi dampak negatif terhadap masyarakat, diantaranya polarisasi di tengah masyarakat. Salah satu contohnya, karena berbeda pilihan, satu pasangan suami istri bercerai.

Profesor menyebutkan, contoh konkret efek negatif dari politik identitas yakni saat Pilkada Jakarta pada 2017 dan pemilihan umum 2019 yang mengakibatkan polarisasi sangat kental antar kedua pendukung. Ada pasangan suami istri bercerai karena beda pilihan politik.

Demikian hal itu ditegaskan Guru Besar bidang Ilmu Sosial ketika menjadi pembicara kunci di acara Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS), di Bali pada Rabu, 02 November 2022.

Sejarah panjang politik identitas, dalam peradaban manusia khususnya di dunia barat. Tercatat pada1970-an, politik identitas terwujud dalam aksi protes para aktivis feminisme yang menyuarakan kesetaraan gender.

Saat itu para aktivis menilai, ada perbedaan perlakuan antara laki-laki dan perempuan serta kulit hitam dan kulit putih, yang walaupun pada akhirnya bisa ditangani dengan baik.

Ketika politik identitas masuk ke dalam ranah agama, permasalahan komplek itu muncul.

Identitas dalam politik atau ‎politik identitas menurutnya mengusung tema politik perbedaan. Jika tidak ditangani dengan baik oleh pemegang kebijakan dalam hal ini pemerintah, maka politik identitas bisa memunculkan ketegangan antar kelompok.

Ketegangan soal perbedaan ini, akan menciptakan ketidakharmonisan di tengah masyarakat dan ketika pemerintah tidak bisa menangani ini, maka akan memunculkan konflik. Demikian ditegaskan kembali dalam paparan bertema Electoral Democracy, Moderate Islam, Identity Politic: The Case of Indonesia.

Profesor itu menjelaskan, para ahli menyebut politik identitas merupakan efek dari perkembangan dan perubahan zaman, serta modernitas yang terwujud dalam revolusi industri. Politik identitas juga merupakan salah satu strategi perang budaya yang membawa misi yang salah satunya adalah politik identitas.

Identitas dalam politik atau Politik identitas itu seperti pedang bermata ganda. Di satu sisi bisa menjadi alat untuk mempertahankan identitas budaya, namun di sisi lain, politik identitas seperti yang kita lihat bersama pada 2017 menghasilkan efek menghancurkan masyarakat.

Politik identitas ini, biasanya digunakan atau dimanfaatkan oleh para politisi untuk meraup suara, ini akan memiliki dampak merusak. Hasilnya politik identitas akan memunculkan ketidakharmonisan sosial.

Identitas dalam politik atau politik identitas di Indonesia memang tidak bisa dibendung karena undang-undang tidak mengaturnya, maka masyarakat harus bisa mengaturnya. Masyarakat harus mengetahui empat sumber yang bisa menimbulkan politik identitas yakni agama, bahasa, suku/etnik, dan tradisi atau budaya. (MC-11)

Comment here