Oleh : Diana Ha
MACA – Banyak sekali kesibukan kita. Sebagai orangtua, tentu saja, ingin mensejahterakan keluarga, anak-anak dan istri serta orangtua kita.
Adalah wajar dan hukum alam. Berbakti untuk keluarga merupakan dambaan sekaligus melaksanakan kewajiban yang hakiki.
Tapi cobalah lihat dari sisi logika dan kesenangan. Pada faktanya, yang tak punya waktu untuk anak-anak, istri maupun orangtuanya, seringkali terlibat rentetan masalah.
Berbeda dengan yang berbakti, tulus asih sering silaturahmi. Baik-baik saja lahir dan bathin. Memang, kalau bicara kekayaan, tak akan ada ujungnya.
Bicara harta yang melimpah itu relatif. Karena saya melihat, gelimang harta dan kendaraan yang banyak, sebagiannya hasil meminjam. Atau ada yang menitipkan dengan jaminan. Sesederhana itu.
Maka, jika hanya melihat ke atas, yang tak pernah ada seubeuhnya. Kekenyangan kaum menengah ke bawah, sebaiknya menikmati perjalanan rutinitas apa adanya.
Bermain dengan anak-anak, menyempatkan diri sepekan sekali untuk bercengkrama, bercanda, berenang, apa saja lah, yang penting menyempatkan waktu dengan anak-anak, itu akan merupakan sebuah pelibatan edukasi yang akan selalu diingat anak-anak dalam memorynya.
Betul, bahwa uang adalah segalanya. Tapi tanpa uang, kita akan susah menjalankan semuanya. Maka setelah kerja dan mendapatkan uang, ada sisihan lebihan uang, segeralah merapat ke anak-anak, muliakan orangtua, karena kebutuhan kita tetap sama. ***
Comment here