MAJALENGKA – macakata.com – Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Majalengka yakni Perda nomor 11 tahun 2021 tentang sistem kesehatan daerah, maka semestinya, harus ada gerakan dari tingkat pemda, kecamatan dan pemerintah desa yang melibatkan ibu-ibu PKK, kader posyandu, serta merangkul semua komunitas yang ada untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat dalam hal pencegahan Kusta.
Demikian diungkapkan oleh aktivis, yang juga Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kabupaten Majalengka, Aris Prayuda, 33 tahun. Ia mengatakan, selama ini, ia aktiv mengedukasi masyarakat di kalangan pelajar dan anak-anak, namun kerap menemukan persoalan di bidang lainnya, seperti bagaimana penanganan penyakit menular untuk fase pertama atau gejala awal.
“Memang, konsen LPAI itu terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan anak. Akan tetapi, karena saya cukup sering bertemu masyarakat, terkadang muncul pertanyaan dan keluhan soal lainnya, termasuk soal penanganan penyakit menular seperti TB, Kusta dan lain sebagainya. Jika ditarik benang merahnya, kuncinya hanya satu, yakni berperilaku hidup bersih dan sehat,” ujarnya, saat ditemui di sekretariat LPAI Majalengka, Sabtu, 2 Desember 2023.
Aris menambahkan, lembaga atau organisasi non-pemerintah memang harus dilibatkan untuk mengedukasi masyarakat. Hal ini tentu saja demi tercapainya program-program pemerintah, yang belum terkafer oleh para petugas medis di pusat layanan kesehatan masyarakat.
“Artinya, dalam hal teknis medis orang-orang kesehatanlah yang harus turun tangan. Namun, dalam hal informatif dan edukasi, tentu saja harus ada pihak lain, harus ada kalangan lain yang mengedukasi masyarakat, yang bersentuhan langsung dengan warga. Nantinya, setelah ada kasus baru misalnya, maka akan dilaporkan kepada ahlinya dalam hal ini Puskesmas dan dinas,” ungkapnya.
Aris menjelaskan, sepengetahuannya untuk pasien Kusta atau penyakit menular lainnya seperti Tuberculosis, memang harus ada penanganan yang serius. Akan tetapi, gerak cepat penanganan ketika muncul gejala awal dan cepat diketahui, maka gerakan pencegahan sebelum penyakit itu benar-benar meluas dan parah bisa segera teratasi dengan baik dan benar. Penanganan awal akan menentukan kesuksesan pengobatan.
“Khusus untuk penanganan penyakit Kusta yang masih diobati atau pasien TB, namun masih kategori gejala awal itu akan mudah ditangani, bilamana masyarakat betul-betul telah teredukasi,” ucapnya.
Ke depan, masih kata Aris, sangat diperlukan juga tentang sistem pelayanan pendampingan pengobatan, termasuk pendampingan terhadap pihak keluarga. Sebab berbicara konotasi penyakit menular, erat kaitannya dengan stigmasisasi.
“Termasuk pendampingan kepada pihak keluarga, jangan sampai ditelantarkan, kita semua tahu, kalau misalnya, dalam satu rumah ada yang terkena Kusta, maka jangan sampai si pasien itu dijauhi. Tapi harus terus didampingi,” ujarnya.
Aris menegaskan, diperlukan pendampingan karena memang yang sakit butuh suport sistem dukungan agar penderita pasien kusta ada keinginan untuk sembuh. Lebih jauh, ketika ada pihak keluarga yang pengertian, maka masyarakat tidak boleh memberikan cap stigma negatif.
“Pemda harus bikin strategi pencegahan. Bikin semacam gerakan dari pemerintah di tingkat kabupaten, lalu kecamatan hingga ke tingkat desa dan RT-RW. Kalau sekarang ada gerakan cegah stunting, maka ke depan harus ada pula gerakan cegah Kusta,” jelasnya.
Selain itu, masih kata Aris, ketika sudah ada gerakan pencegahan Kusta, maka sekolah-sekolah atau pesantren yang di sana ada santri yang menginap. Kebiasaan berperilaku hidup bersih di level sekolah ini juga perlu terus diedukasi.
“Intinya harus ada upaya gerakan pencegahan, supaya masyarakat bisa membantu untuk mendeteksi gejala awal penyakit Kusta,” tandasnya.
Sementara itu, sekretaris daerah Kabupaten Majalengka, Eman Suherman mengatakan pihaknya setuju harus ada gerakan pencegahan untuk penyakit menular apapun. Alasannya, bicara tentang kesehatan adalah berbicara tentang kualitas Sumber Daya Manusia yang akan datang.
“Kasus HIV dari tahun ke tahun angkanya terus tinggi. Oleh karenanya harus ada gerakan pencegahan. Termasuk pencegahan untuk penyakit menular lainnya, seperti Kusta dan TB. Nanti kita musyawarahkan dulu dengan berbagai stakeholder lainnya.” ucapnya, usai menghadiri hari Aids se-Dunia di lapang tenis pendopo Majalengka. ****
Comment here