MAJALENGKA – macakata.com – Awal Maret 2024 di Kabupaten Majalengka terjadi panen raya yang cukup merata. Diharapkan dapat berkontribusi menekan angka inflasi Jabar yang berada di angka 3,09 persen (year on year) di bulan Februari.
Adapun inflasi Majalengka, sebagai daerah yang baru diakui sebagai Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di angka 3,05 (year on year).
Penjabat (Pj) Bupati Majalengka, H. Dedi Supandi berharap panen raya di daerahnya tidak mengalami kendala. Adapun dua daerah yang sudah panen raya di Majalengka, yaitu Kecamatan Leuwimunding dan Kecamatan Rajagaluh.
“Semoga sampai dengan akhir tahun, target gabah kering di Majalengka terpenuhi sehingga tingkat inflasi ini akan turun,” ujar Dedi Supandi saat memantau panen raya Majalengka, awal Maret 2024.
Dedi Supandi mengatakan, Majalengka pun terkendala dampak dari cuaca ekstrem dan El Nino yang terjadi pada hampir seluruh wilayah. Akibatnya, mengubah pola tanam yang menjadi terlambat juga bisa menimbulkan hama sehingga mempengaruhi perolehan padi. Panen raya digelar bulan Februari, namun tahun ini panen raya di bulan Maret hingga akhir Juni.
“Kita evaluasi ada 567.081 ton produksi padi gabah kering dengan nanti menghasilkan beras kurang lebih di sekitar 451.000 ton. Dan hari ini di bulan Maret terevaluasi sudah kurang lebih di 20.100 ton,” katanya.
Dedi menambahkan, beberapa petani di Majalengka pun sebenarnya terancam gagal panen. Mengingat terdapat 647,88 hektare sawah dengan umur tanaman padi rata-rata 45 hari terendam banjir akibat jebolnya tanggul sungai Cipelang pada 11 Februari lalu.
Pascakejadian itu, pihaknya mengupayakan pemberian bibit tanaman gratis untuk petani. Sebagai solusi mengejar ketertinggalan pola tanam juga, Dedi Supandi sudah menginstruksikan penyuluh pertanian di Majalengka agar memberikan bibit unggul.
“Pola pola yang dilakukan ada bantuan untuk daerah kekeringan, seperti mesin penyedot dan ada beberapa alat pertanian lagi yang akan kita drop,” katanya.
Hal tersebut penting dilakukan mengingat banyak daerah lain yang tergantung dari gabah giling maupun beras asal Majalengka.
Untuk hasil gabah kering dari Majalengka ini di antaranya dijual ke kabupaten Sumedang dan Cirebon.
“Berasnya ada yang dibawa ke Pasar Induk Cipinang Jakarta dan Bandung,” ucapnya.
Selain memuluskan hasil panen padi di tingkat petani, Pemda Majalengka pun telah melakukan beberapa upaya dalam menyikapi inflasi seperti menggelar Gerakan Pasar Murah (GPM) di beberapa titik kecamatan. Bahkan Dedi Supandi melakukan pemantauan secara langsung ke sejumlah Pasar di Majalengka.
“Ada penurunan di harga 500 rupiah Termasuk juga harga padi siap giling. Saya ingin menyampaikan salam buat petani, mudah mudahan panen hari ini menjadi bagian baik untuk kesejahteraan para petani juga,” tandasnya. ****
Comment here