MACA – Ada banyak helaan penyesalan, ketika usia telah makin dewasa. Dianatara yang masih produktif, tentunya penyesalan soal manajemen keuangan.
Padahal, dari sisi pendidikan, sebagaian orang yang kini msih hidup di zaman millenial, tentu saja mayoritas telah tamat SMP dan SMA, serta sebagian lulusan Sarjana.
Akan tetapi, hal itu ternyata, tidak berbanding lurus dengan apa yang seharusnya didapatkan. Sebagai contoh, orangtua kita dulu, tanpa mengenyam rumus rumus teori kehidupan yang bertumpuk, namun dari sisi manajemen keuangan telah mampu membangun dua rumah.
Sementara, anak zaman yang berlabel generasi Z, generasi millenial, faktanya, mereka ripuh dengan segala kebutuhan hiling, kongkow, nongkrong di kafe, jalan ke mall, sementara untuk menyisihkan uang, meski hanya seribu rupiah satu hari, nyatanya kurang untuk diperhatikan.
Padahal orangtua dulu, ketika mendapatkan sedikit atau banyak penghasilan, maka, dua puluh persennya itu telah diamankan terlebih dahulu sebagai tabungan.
Sehingga saya berpikir, kebijakan datang dari mereka-mereka yang sedikit berpikir dan lebih lebih banyak kerja atau aksi. Karena ternyata, dalam kehidupan ini, kesalahan harus dihadapi, bukan untuk ditakuti.
Sementara generasi seperti saya, lebih banyak ketakutannya daripada harus menghadapi resiko. Ini hanya sebagai catatan kecil saja. **
Comment here