BERITAPENDIDIKAN

Fahmina Institute Gelar Panggung Kolaborasi‎ Bersama BEM Unma

MAJALENGKA – macakata.com – Fahmina Institute bersama BEM Unma terus mensuport dan mendorong OKP di Kabupaten Majalengka untuk memberikan semangat mengkampanyekan anti kekerasan terhadap perempuan.

Dengan tema “Gerak bersama memimpin perdamaian untuk keadilan perlindungan dalam refleksi keberagaman dan perdamian di Kabupaten Majalengka.” ‎para peserta dari berbagai OKP dihadirkan.

Diskusi 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan (HAKTP) dan perdamaian di Kabupaten Majalengka ini mengundang narasumber, diantaranya, ibu Yuyun Yuhana dari Dinas DP3AKB Majalengka, bapak Deden Purbaya dari pemuda pelopor nasional, dan ibu Sa’adah yang merupakan manajer program MCC Mawar Balqis.

Ketua BEM Unma, Yusuf Anwar ‎mengatakan pihaknya menyambut baik acara yang bekerjasama dengan Fahmina Institute. Sebab dengan adanya diskusi dan seminar yang melibatkan peserta dari berbagai OKP, juga narasumber yang kompeten, maka diharapkan ke depannya akan semakin memahami permasalahan tersebut.

“Dengan adanya acara seperti ini, tentu akan semakin memberikan pencerahan ilmu dan wawasan bagi kita dan para peserta,” ungkapnya, Senin, 23 Desember 2024.

Yusuf menambahkan, pihaknya kerap mendapatkan laporan adanya kekerasan terhadap perempuan di lingkungan kampus, yang kemudian segera ditindaklanjuti dengan cara kordinasi dengan pihak lain.

“Maka dengan adanya acara semacam ini, itu akan sangat membantu,” ujarnya.

Sementara itu, dari pihak Fahmina Institute, Rosidin mengatakan dalam hal menyoroti soal toleransi di wilayah Majalengka, pihaknya menilai wilayah Kabupaten Majalengka masih relatif kondusif dan baik baik saja. Alasannya belum terdengar lagi ada peristiwa tentang konflik keagamaan.

“Berbeda dengan wilayah lain, untuk Kabupaten Majalengka saat ini masih relatif baik-baik saja. Belum terdengar ada insiden semisal perusakan rumah ibadah. Diharapkan tetap seperti itu,” ungkapnya.

Rosidin melihat untuk wilayah Kabupaten Majalengka juga cukup kompleks dari berbagai agama terliht rukun, bukan hanya Islam, namun non Islam juga ada. Termasuk soal penduduknya yang berasal dari berbagai wilayah.

“Kaum migran juga cukup banyak di sini, berasal dari luar Jawa Barat yang kemudian menetap di sini di Majalengka,” ujarnya.

Rosidin berharap, kedamaian perbedaan agama maupun suku budaya yang beragam harus tetap menjadikan suatu kondisi wilayah yang penuh kedamaian.

“Penting bagi kita semua untuk menjaga perdamaian dan kedamaian ini,” ungkapnya. (Acil) ***

Comment here