BERITA

Tony Blair: Profil, Kekayaan, dan Hubungan dengan Indonesia

MACA – Nama Lengkap Anthony Charles Lynton Blair. Perdana Menteri Britania Raya ke-53 (1997–2007) dari Partai Buruh (Labour Party).

Membawa Partai Buruh ke arah “New Labour” dengan kebijakan sentris.

Memperkenalkan reformasi sosial seperti peningkatan anggaran pendidikan dan kesehatan.

Terlibat dalam intervensi militer di Kosovo (1999) dan Irak (2003), yang kontroversial.

Tony Blair Institute for Global Change (2016), fokus pada kebijakan pemerintahan, teknologi, dan keamanan global.

Menjadi penasihat bisnis dan pembicara internasional.

Perkiraan Kekayaan £60–80 juta (sekitar Rp1,2–1,6 triliun).

Sumber Pendapatan:

Pidato dan Konsultasi: Membayar hingga £200.000 (Rp4 miliar) per pidato. Klien termasuk bank investasi (seperti JP Morgan) dan pemerintah asing.

Memperoleh uang muka £4,6 juta (Rp92 miliar) untuk memoar *A Journey* (2010).

Tony Blair Associates, Perusahaan konsultasi yang menangani proyek di Timur Tengah dan Asia.

Memiliki rumah mewah di London, Buckinghamshire, dan kompleks mewah di Bahrain.

Masa Jabatan sebagai PM (1997–2007) Pemerintahan Blair menyumbang £75 juta (Rp1,5 triliun) untuk rekonstruksi pasca-tsunami Aceh 2004 melalui DFID (Departemen Pembangunan Internasional Inggris).

Hubungan Ekonomi:

Mendorong investasi Inggris di sektor energi dan infrastruktur Indonesia.

Mendukung Indonesia dalam forum internasional seperti G20 dan ASEAN.

Pasca-Jabatan

Tony Blair Institute for Global Change:

Program Digital Governance: Bekerja dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan layanan publik berbasis teknologi (contoh: platform e-government).

Isu Keagamaan: Institute ini terlibat dalam dialog antaragama untuk memerangi ekstremisme, relevan dengan konteks Indonesia.

Kunjungan ke Indonesia:

Tony Blair beberapa kali datang sebagai pembicara di forum seperti Indonesia Economic Forum (2015) untuk membahas pembangunan ekonomi dan stabilitas politik.

Kontroversi

Kritik atas Peran di Timur Tengah: Kebijakan Blair di Irak memengaruhi persepsi publik Indonesia, yang mayoritas muslim dan anti-intervensi Barat.

Meski dianggap kontroversial di Barat, Blair tetap aktif dalam diplomasi global, termasuk dengan negara-negara muslim seperti Indonesia.

Fokus pada Teknologi: Melalui institutnya, Blair membantu modernisasi sektor publik Indonesia, terutama di era transformasi digital.

Tony Blair adalah figur global yang kekayaannya berasal dari karir pasca-politik. Hubungannya dengan Indonesia mencakup kerja sama kemanusiaan, ekonomi, dan tata kelola pemerintahan, meski kebijakan masa lalunya tetap menjadi bahan kritik.

Comment here