Ciremai Terbakar, Pemukiman Jadi Sasaran Satwa Liar
MAJALENGKA – Gunung Ciremai terbakar pada 4 Agustus 2019. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi aktifis lingkungan, mengingat satwa liar yang ada di hutan Ciremai kemungkinan dapat turun dan merambah ke pemukiman warga di Kuningan dan Majalengka.
Helikopter pembawa air/Helli Watter Boombing dikerahkan untuk proses pemadaman. Airnya mengambil dari Waduk Dharma Kuningan. Juga, mengambil dari air Situ Cikuda Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka.
Selama terbakar dan proses pemadaman berlangsung. Warga di sekitar kaki gunung Ciremai mulai khawatir, karena bisa saja hewan buas dan liar turun ke area pemukiman warga. Mengingat hutan tempat mereka tinggal, sebagiannya terbakar.
Ketua Rumah singgah satwa bumi kita, Wawan Suhermawan mengatakan mengenai kebakaran hutan terutama dampak bagi satwa liar yang hidup di sana saat ini sedang dalam pembahasan urgen di kalangan teman-teman aktifis lingkungan hidup.
“Nah, ini juga jadi pembahasan kita. Alasanya titik api sekarang ini cukup luar biasa. Pusat kebakaran saat ini berada di atas dan melingkar, sehingga memungkinkan kobaran api turun ke bawah dan ke samping. Ini memungkinkan merembet terus ke pemukiman warga,” ujarnya, awal Agustus 2019.
Wawan menambahkan kebakaran Ciremai tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, karena titik api bermuncul dari kawasan tengah di wilayah Kuningan dan Majalengka, serta titik-titik api kecil, sehingga hewan masih bisa berpencar ke tempat di atas yang tidak kena api.
“Untuk info saat ini hewan buas sudah banyak berkumpul di kawasan hutan daerah Cikaracak Kecamatan Argapura-Majalengka. Kita khawatir saat ini hewan itu merangsak ke tanaman warga dan banyak warga yang menghalau dengan senjata.” ungkapnya.
Wawan menjelaskan pihaknya juga menerima informasi dari timnya yang berjaga di sekitar kaki gunung Ciremai dan sengaja ditempatkan di hutan tersebut, bahwa setelah pelepasan macan kumbang di kuningan sekarang posisi kucing besar itu berada di daerah perbatasan hutan Majalengka dan mulai memasuki kawasan Majalengka.
“Saat ini kucing besar itu terpantau tidak seagresip kucing asli penghuni Ciremai, jalannya pelan sekali dan sempat diikuti oleh tim kita. Ya kita berdo’a saja supaya tidak terjadi bentrok antara warga sama hewan yang sekarang turun akibat kebakaran di atas Ciremai,” pungkasnya.
BPBD Kuningan maupun Majalengka, para relawan, Polri, TNI serta sebagian jurnalis terus memantau dan berusaha memadamkan api.
Dalam catatan 4 tahun terakhir ini, setiap musim kemarau, Gunung Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat itu selalu terbakar, dengan penyebab kebakaran yang belum jelas. ( ***)
Comment here