Lebih Sehat Membaca Bersuara
Secara fisik, kita tahu makna olahraga itu adalah menggerak-gerakkan anggota badan. Seperti berlari, joging, fush up, salto dan gerakan fisik lainnya lagi.
Namun, menurut buku lama yang hingga saat ini masih diterapkan, membaca buku sambil bersuara juga olahraga. Gerakan otot-otot wajah juga masuk kriteria meng-olahragkan wajah.
Selain itu, obrolan cukup panjang dengan salah satu dosen perguruan tinggi di Majalengka, bahwa berbicara secara lisan, itu dapat mengeluarkan sumbatan-sumbatan imajinasi dan logika yang tertahan dalam kepala.
Tak percaya? Jika kita sedang dalam keadaan gundah gulana, bingung. Seperti putus dengan sang pacar, biasanya kita akan mencari teman curhat. Teman curhat tersebut, dipastikan adalah orang yang siap mendengarkan keluhan dan cerita kita.
Sementara teman yang cerewet, dalam hal ini tidak masuk kriteria. Karena Curhatan kita, harus dikeluarkan kepada orang yang mau mendengarkan. Teman kita yang pendiam adalah teman terbaik, karena mereka tidak cerewet ketika kita dalam masalah. Dipendam saja bisa berabe. Pernah dengar, tentang pepatah sederhana, penyakit berasal dari pikiran. Jadi kalau ingin sehat, bebaskan banyak pikiran. Beraktifitaslah.
Cara yang paling mudah. Ketika kita malas berlari dan pikiran sedang suntuk. Ya membacalah secara bersuara. Saya tau, saya pun bukan orator, bukan da’i, bicara di depan umum itu adalah momok menakutkan bagi saya. Namun, jika membacakan buku, saya berani. Hasilnya ternyata, itu menyehatkan.
Sebagai contoh, saya tinggal di daerah dekat BIJB Kertajati, di wilayah Majalengka bagian utara. Tulisan ini saya kirimkan ke Macakata.com, karena saya menilai Macakata ini situs halaman baru yang pasti meloloskan tulisan sederhana ini. Terima kasih telah memuatnya.
Contoh lainnya, banyak yang bilang bahwa saya pendiam. Namun setelah mempraktekkan membaca bersuara, selama dua tahun, keberanianku bertambah. Sedikit-sedikit dalam forum diskusi, akhirnya saya berani bertanya. Berani mengeluarkan usulan dan pendapat. Saya juga heran, tapi setelah saya flashback ke belakang, nyatanya rutinitas membaca bersuara, yang saya lakukan lima atau sepuluh menit setiap harinya, itu cukup membantu peningkatan kepercayaan diri.
Tak percaya juga? Cobalah lakukan. Jangan banyak tanya dulu. Lakukan saja. Seperti kebutuhan mandi dan makan setiap hari. Sangat menyenangkan sekali membaca bersuara. Itu sama dengan mendongeng di depan anak-anak.
Dalam buku kesehatan untuk pernafasan, karya Jos Usin, dengan membaca secara bersuara itu, akan banyak karbondioksida yang dikeluarkan. Hasilnya, oksigen baru akan masuk ke paru-paru. Sehingga pergantian udara ini membuat kesehatan seseorang meningkat secara perlahan dan pasti.
Just do it! Jangan banyak berpikir dulu. Lakukan saja. Dan rasakan manfaatnya. Semoga bisa membantu siapa saja. Artikel ini, bukan omdo (omong doang), tapi saya sendiri telah melakukannya. Saya pastikan, tak ada urusannya dengan dunia literasi dan program pemda yang ingin meningkatkan laju indeks baca. Meskipun dilihat dari sisi itu, memang ada hubungannya.
Namun, niatkanlah untuk kesehatan. Akan tampak sangat menggembirakan jika kita selalu beraktifitas setiap hari dengan wajah yang sumringah. Sehat dan penuh wawasan. Ayo bersuara! Burung Kicau sangat mahal harganya, itu karena kicauannya yang merdu.
Penulis bernama Hedi Yana, penggemar bola, penyuka bacaan yang suka nonton film sains dan film-film action
Comment here