TravelWISATA

Situ Cikuda Destinasi Wisata Tersembunyi di Majalengka

Keluarga Ini Asyik Mengajak Anak-anaknya Berendam di Situ Cikuda yang Jernih dan Dingin

MAJALENGKA – macakata.com – Wajah baru situ Cikuda di bagian ujung perbatasan Majalengka-Kuningan Jawa Barat ini mempesona. Tidak populer seperti kebanyakan obyek wisata bernuansa alam lainnya. Namun, dari sisi nuansa eksotisme, ketenangan dan keasrian alam, serta airnya yang jernih dan menenangkan, obyek wisata tersembunyi ini juga menarik untuk sesekali dikunjungi.

Ada banyak perubahan tampilan dan spot instagramble yang bisa dijumpai. Selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 2010 lalu, memang belum banyak perubahan. Akan tetapi, gubug reyot dekat pintu masuk dan saung yang nyaris roboh itu, kini sudah tiada. Berganti dengan warung kopi baru serta ada kafe dan villa, juga mushola.

Di bagian nama ikon “Situ Cikuda”, di depannya kini ada sebuah villa yang bercampur rangkap dengan cafe. Villa mungil dengan warna dominasi putih dan biru itu cukup sejuk dipandang. Ornamen batu kekinian dan penataan yang milenial, membuat teras villa ini cukup eksotis untuk sekedar memandanginya saja. Vila tersebut bisa disewa. Namun mengenai harga, tergantung banyaknya orang dan berapa hari mau menginapnya. Tinggal negosiasi dengan pemiliknya yang ada di sana.

Tambahan fasilitas lainnya, saat ini, di dekat pintu masuk karcis, sedang ada pembangunan bumi perkemahan. Memang, tanahnya milik salah satu orang warga di dekat Situ Cikuda tersebut.

Situ Cikuda ini berada di Desa Padaherang Kecamatan Sindangwangi. Lebih sederhananya, rute yang harus dimbil pengunjung, yakni, hampir sama dengan perjalanan menuju Cipeuteuy Bantar Agung. Tepat di dekat hamparan terasering padi, pertigaan sebelum jalan menanjak menuju desa Bantar Agung itu, ambillah belok kiri menurun. Teruslah ikuti jalur utama yang sempit itu. Sepuluh menit dari pertigaan itu anda akan sampai di situ pemancingan Cikuda.

Kondisi airnya saat musim hujan ini memang keruh. Namun, di sebelah selatan menuju Kaki Gunung Ciremai, ada dua kolam air yang airnya sangat bening. Mirip kolam renang anak-anak.

Seperti di Situ Janawi. Airnya sangat menyegarkan. Berendam di kolam ini, maka rasa kelelahan, rematik, pegal-pegal dan pusing akan hilang seketika. Hal itu karena sumber mata air langsung dari alamnya, meresap ke tulang dan menyembuhkan syaraf-syaraf yang tegang dan tersumbat.

Sumber mata air yang jernih‎ ini sangat berbeda. Seperti si ganteng dan si buruk rupa. Kolam jernih dengan kolam keruh berada di tempat yang sama dengan jarak pandang sepuluh meter. Pemandangan kontras yang menakjubkan.

Ada fasilitas perahu penyeberangan yang meski hanya mampu untuk mengangkut maksimal empat orang, namun menyeberang dengan perahu ini cukup mengasyikan. Jangan banyak bergerak. Begitulah pesan menurut bapak Aceng, yang mengantarkan pengunjung ke kolam jernih.

“Kedalaman Situ Cikuda ini lima sampai enam meter. Akan semakin dalam ketika mendekati bendungan.” ungkap Aceng, pekan lalu, di bulan Februari 2020.

Aceng menambahkan Situ Cikuda memang dibentuk sebagai bendungan untuk menahan sumber mata air. Namun, akibat banyaknya ikan yang ada di situ tersebut, akhirnya banyak pemancing mania yang menyempatkan hadir ke situ ini.

“Banyak yang mancing di situ ini. Sebagian enjoy karena suasananya yang sangat tenang dan hening.” ungkapnya.

Sementara itu sejumlah pengunjung yang membawa anak-anak, terlihat asyik berenang di sumber mata air yang jernih. Pengunjung lainnya asyik memainkan air dengan tangan dan telanjang kaki, merasakan langsung sensasi dinginya air kolam alami.

Mereka datang dari Kabupaten Cirebon, Kecamatan Dukupuntang, Susukan dan Kabupaten Indramayu. Selain menikmati airnya yang jernih. Pengunjung bisa duduk santai di gazebo-gazebo yang disediakan. Serta ada ayunan di dekat pohon besar.

Ketua Pengelola Situ Cikuda, Oman mengatakan dalam sehari pengunjung yang datang memang kurang dari 50 orang. Tapi jika pada hari Sabtu dan Minggu atau wekend, mencapai seratus lebih.

“Luas Situ Cikuda ini mencapai 2 hektar. Situ ini dikelola oleh masyarakat sendiri, karena bukan bagian dari TNGC maupun perhutani.” ungkapnya.

Pengelola lainnya, Rosyid mengatakan berdasarkan kesepakatan bersama karcis masuk perorang ditarif Rp.10.000,-per-orang. ‎(MC-02)

Comment here