BERITAKULINER

Tahu Tempe Cisambeng Bersiap Go-Internasional

Warga Rusia dan UPI Belajar Proses Pembuatan Tahu-Tempe di Cisambeng. Digagas Karang Taruna Mekar Jaya, Kolaborasi dengan Pemdes, Komunitas dan Bumdes

MAJALENGKA – macakata.com – Warga Rusia mendatangi sejumlah pengusaha tahu dan tempe di Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka Jawa Barat.

Dia datang dengan didampingi para dosen dari Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Mereka terdiri dari Dr. Dewi Turgarini (pakar wisata gastronomi pengelola desa wisata), Sutoyo Latief (konsultan wasted manajemen, arsitek dan desain interior), Hurry Mega Insani (pakar higiene dan sanitasi), Rita Lawardy (Chief Gency officer proserity nation), Ilmi Indriatri (pakar wisata edukasi), Defi Cicahyati (Pengolahan produk inovasi berbasis tahu dan tempe), Ratikah Fitriyanti (pengolahan produk inovasi berbasis tahu dan tempe menjadi olahan pastry) dan Rezki Febrina (kemasan inovatif dan atraktif produk kuliner tahu dan tempe).

Ketika datang di balai desa Cisambeng, mereka langsung memakai helm khusus dan memakai masker serta menggunakan sarung tangan. Pandemi Covid-19 ini membuat acara kunjungan harus menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak.

Didampingi guide dari Karang Taruna Mekar Jaya Desa Cisambeng, rombongan wisatawan yang akan meneliti secara langsung proses pembuatan pabrik tahu dan tempe itu, menyambangi pabrik tahu milik Jamhuri dan Nono di blok Ahad.

Antusias dan takjub, serta aktif bertanya kepada pegawai dan pemilik pabrik tahu, membuat sang pemilik, Jamhuri terlihat grogi. Padahal, warga Rusia tersebut cukup memahami sedikit bahasa Sunda dan Indonesia, mengingat sudah lama tinggal di wilayah Bandung.

Kalaupun ada yang tak mereka fahami, dosen dari UPI segera mentranslate dengan bahasa Inggris, setelah itu, warga Rusia yang diketahui bernama Sergei Krianikov dan keturunan China, Inggrid Wardani terlihat manggut-manggut tanda memahami dan mengerti. Setelah itu, jika ada kalimat yang lucu, merekapun tertawa lepas. Seperti ketika melihat produksi krupuk Inul, yang berbahan dasar nasi.

Lita Lawardy lain lagi. Sebagai chief agency yang menguasai cerdas finansial UMKM, dia bertanya lebih detail tentang penghasilan pabrik tahu dalam sehari dan sebulan. Serta bagaimana mengelola keuangan pabrik tahu.

Jamhuri, tampak malu-malu mengatakan penghasilan hariannya. Namun, setelah didesak, ia pun mengungkapkan sehari mendapatkan rata-rata keuntungan Rp. 500 ribu.

“Namun itu masih kotor, karena belum dikurangi gaji pegawai,” ujarnya.

‎Setelah itu, mereka berkunjung ke laboratorium pabrik tau, kreasi anak-anak muda di Blok Rabu Desa Cisambeng ini, membuat miniatur pabrik tahu yang bisa digunakan untuk produksi, sekaligus sebagai museum wisata jika ada wisatawan asing yang mau belajar tentang tahu di Cisambeng.

“Produk inovasi tahu sedang kami kembangkan di sini, di Blok Rabu Desa Cisambeng,” ujar pengelola Lab Pabrik Tau, Agus.

Kemudian, Agus pun semangat menjelaskan bagaimana fungsi laboratorium serta inovasi tahu yang sedang dikembangkan di Cisambeng. Para pengelolanya adalah murni anak-anak muda.

Tamu tamu dari UPI dan Rusia itu juga langsung mencicipi produksi tahu yang bisa langsung dimakan.

“Desain tahu di lab ini memang dimaksudkan untuk bisa dikonsumsi langsung. Rasanya lembut, sedikit asin. Itu kreasi tahu inovasi,” ujar Agus.

Ketua Karang Taruna Mekar Jaya Cisambeng, Cece Mulyana mengatakan kegiatan kunjungan dari UPI yang melibatkan warga Rusia ini, mengusung tema pengembangan potensi wisata kuliner Desa Cismbeng sebagai desa wisata Gastronomi di Kabupaten Majalengka.

Sebelumnya, pemilihan tempat ini diseleksi dari tiga nama Kabupaten yakni Cikarang, Subang dan Majalengka.

“Namun, pada akhirnya Majalengka yang terpilih. Di sinilah, di Cisambeng Kecamatan Palasah berlangsung kegiatan ini. Ini pun akan menjadi even rutin tahunan sebagai tindak lanjutnya,” ujarnya.

Kepala Desa Cisambeng, H. Eros Surjadiningrat mengatakan Cisambeng merupakan penghasil produksi tahu tempe, sejak seratus tahun-an lalu. Sehingga wisata gastronomi ini menjadi destinasi wisata yang patut dibanggakan dan akan dikembangkan, mengingat desa Cisambeng tidak punya wisata bernuansa alam.

“Sekaligus antisipasi ke depan, tentang sejarah, makanya harus terus diinovasi, harus ada terobosan baru. Kami tengah merencanakan wisata gastronomi, kami kerjasama dengan Karang Taruna, UPI, Komunitas Pabrik Tau dan Bumdes,” ujarnya.

Perwakilan dari UPI, Dr. Dewi Tugarini mengatakan pihaknya mengucapkan terima kasih kepada semua unsur Muspika Kecamatan Palasah dan pemdes Cisambeng, Karang Taruna dan Komunitas Pabrik Tau, karena telah diberi kesempatan berkunjung sekaligus belajar proses pembuatan tahu dan tempe.

“Kami akan bekerjasama dengan semua yang terlibat di sini, untuk program ini. Bulan November tahun ini, ada even internasional wisata gastronomi, kami akan mengangkat Desa Cisambeng di kancah internasional. Soal wisata ini kita promosikan langsung ke tingkat dunia,” ujarnya.

Camat Palasah, Munajat Subiyantara mengatakan pihaknya menyambut baik, karena kesempatan ini bersaing dengan kabupaten/kota lain di Jawa Barat. Setiap kecamatan dituntut untuk mempunyai potensi wisata.

“Di kita bukan area pegunungan, bukan wilayah pantai, jadi tentang wisata kuliner dan gastronomi ini, tentu sangat perlu disambut baik dan positif. Karena potensinya sudah ada sejak dulu.” ujarnya.

Acara ini berlangsung dua hari yakni Sabtu dan Minggu, 20 dan 21 Juni 2020. Acara hari Sabtu yakni kunjungan ke pabrik-pabrik tahu dan tempe serta pembukaan acara. Hari Minggu, diisi kegiatan pelatihan marketing dan pengemasan produk dan pelatihan memasak varian olahan tahu dan tempe, menjadi berbagai varian rasa seperti brownies tahu, naget tahu, puding tahu, kripik tahu dan kripik tempe, serta varian lainnya dengan bahan dasar tahu dan tempe. ( MC-02)

Comment here