Pagelaran Wayang Ditiadakan. Secara Bertahap, Warga Cidenok Melaksanakan Sedekah Bumi, Munjung dan Bongkar Bumi
MAJALENGKA – macakata.com – Hingga kini, adat istiadat tradisional yang telah berlangsung ratusan tahun itu, masih tetap dilaksanakan. Warganya kompak bersama pemerintah desa melestarikan dan menjaga acara Sedekah Bumi, Munjung dan Bongkar Bumi tetap lestari. Salah satunya terlihat di Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Jawa Barat.
Ratusan warga di desa yang bisa tembus ke area Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon itu, memadati Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jatilawang. Tetap memakai masker dan menjaga jarak, mereka berdoa dan berkeyakinan, untuk selalu dijauhkan dengan marabahaya, termasuk agar terhindar dari Covid-19.
Biasanya, selain Sedekah Bumi, Munjung dan Bongkar Bumi (bahasa Jawa, sementara menurut sunda, yakni Guar Bumi), di Desa Cidenok ini akan berlangsung pagelaran wayang kulit. Namun, karena pertimbangan adanya aturan pandemi, maka untuk gelaran wayang saat ini ditiadakan.
Sejak Kamis sore, 15 Oktober 2020, warga Cidenok sudah ramai dengan berbagai kegiatan. Mereka melaksanakan adat tradisional yang sudah turun temurun tersebut. Bedanya, tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya, mereka tanpa memakai masker. Tahun ini, mereka wajib mengenakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan sebelum memasuki area TPU Jatilawang.
Semalaman suntuk, mereka melakukan Sedekah Bumi di TPU Jatilawang. Kemudian dilanjut, Jumat pagi melaksanakan Munjung di TPU Jatilawang. Setelah Jumatan di depan balai desa, mereka kembali hadir dengan acara Bongkar Bumi. Tahapan acara syukuran ini telah menjiwai warga Cidenok.
Menurut kiayi setempat, Sedekah Bumi, Munjung dan Bongkar Bumi di Desa Cidenok merupakan sebuah ungkapan rasa syukur. Adapun banyak makanan yang dibawa warga, makanan tersebut kembali dibagikan kepada sesama.
“Namanya juga syukuran. Makanan yang dibuat, pada kenyataannya itu dibagi-bagikan. Apalagi, hari ini Jumat berkah, berbagi tidak pernah membuat orang jatuh miskin,” ungkapnya, di TPU Jatilawang, usai membaca doa bersama warga, Jumat pagi, 16 Oktober 2020.
Kepala Desa Cidenok, Maman Suparman membenarkan acara adat istiadat seperti Sedekah Bumi, Munjung dan Bongkar Bumi di wilayahnya itu telah berlangsung sejak lama. Setiap tahunnya selalu ada kegiatan untuk melaksanakan acara adat tersebut.
“Warga di sini kompak melaksanakan adat yang sudah turun temurun. Ini merupakan bentuk rasa syukur warga Cidenok,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Cidenok, Nano menambahkan, acara Sedekah Bumi, Munjung dan Bongkar Bumi merupakan inisiatif warga Cidenok sendiri. Pemerintah desa hanya mensuport dan mendukung penuh, sekaligus melestarikan adat yang telah ratusan tahun dilaksanakan setiap tahunnya.
“Namun kami pastikan tetap memakai masker. Protokol kesehatan kami jalankan sesuai aturan pandemi,” ungkapnya.
Nano menjelaskan, dalam acara adat tersebut, memang terlihat banyak ibu-ibu yang datang ke TPU Jatilawang sambil membawa boboko, yang berisi makanan berupa nasi lengkap dengan lauk-pauknya.
“Itu semua untuk dibagikan. Sekaligus sebagai doa kepada orang tua terdahulu, yang sudah meninggalkan dunia ini. Kami pastikan, acara adat ini sampai kapanpun akan tetap dilaksanakan,” tandasnya. ( MC-02)
Comment here