MAJALENGKA – macakata.com – Tahun-tahun sebelumnya, prosesi wisudawan Universitas Majalengka (Unma) pasti bejubel dengan kerumunan ribuan orang. Masa pandemi Covid-19 ini, membuat prosesi wisudawan terasa lebih tertib, dan lebih bersih karena tak ada pedagang kaki lima di area kampus.
Selain itu, prosesi wisudawan juga dipercepat. Usai mendengarkan pembukaan pidato Bupati Majalengka melalui teleconferenc, mahasiswa yang diwisuda dipanggil namanya, setelah menerima berkas kelulusan, langsung pulang.
Prosesi wisudawan ini berlangsung pada Sabtu, 24 Oktober 2020. Total yang diwisuda tahun ini berjumlah 774 dari berbagai fakultas dan jurusan yakni Pascasarjana, Fisip, Teknik, Hukum, FEB, Paperta, FKIP dan FAI. Prosesi wisuda dibagi menjadi tiga sesi. Pagi hari untuk sesi pertama, siang hari untuk sesi ke-dua, dan sore hari untuk sesi ke-tiga.
Dalam pidatonya, Bupati Majalengka, H. Karna Sobahi mengingatkan tentang kondisi dan situasi pandemi saat ini. Dirinya sengaja mengambil jarak jauh pidato melalui teleconferenc. Hal itu semua demi menghindari kerumunan.
“Tetap jaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan, serta menghindari kerumunan. Hanya itu satu-satunya cara kita untuk terhindar dari Covid-19,” ungkapnya sewaktu berpidato yang tertampil pada layar proyektor.
Bupati berpesan, kepada para mahasiswa yang baru lulus, agar tetap mandiri dengan ide-ide kreatif untuk menciptakan lapangan kerja. Disamping mencari peluang kerja untuk menambah pengalaman dan skill yang mumpuni.
“Kepada para mahasiswa teruslah berkarya, meski saat ini masih pandemi. Pupuklah semangat. Terapkan ilmu yang didapat untuk masyarakat. Ciptakan lapangan kerja. Kalaupun mau kerja, tunjukkan kemampuan terbaikmu,”ungkapnya.
Sementara itu, sekretaris panitia acara wisuda, Hafni mengatakan, persiapan untuk menggelar prosesi wisudawan Unma di tahun pandemi ini telah dilakukan secara matang.
“Diantaranya, bagi peserta wisudawan tidak boleh didampingi anggota keluarga ataupun teman. Juga tidak boleh bawa makanan.” ungkapnya.
Hafni menambahkan, para wisudawan juga wajib memakai masker atau sejenisnya, sebagai upaya mematuhi protokol 3M sekaligus sebagai upaya menghindari penyebaran Covid-19.
“Tahun ini memang berbeda, namun beginilah ikhtiar kita, demi keselamatan bersama.” ungkapnya.
Terpisah, salah seorang wisudawan Pascasarjana, Lita mengatakan dirinya cukup sedih karena tak ada keluarga yang mendampinginya. Padahal, jika melihat proses wisudawan kerabatnya pada tahun sebelumnya, ada banyak keceriaan karena ditemani banyak keluarga.
”Tahun lalu saya menyaksikan saudara saya diwisuda, ditemani kerabat dan berangkul-rangkulan. Tahun ini, saya hanya sendirian. Namun, itu semua demi keselamatan kita semua. Saya berharap pandemi ini segera berakhir,” ujarnya. ( Hrd)
Comment here