OPINITravelWISATA

Suasana Bali di Rajagaluh dan Sindangwangi

Foto : Seorang petani melintas dan menyemprot padi di area undakan sawah

MAJALENGKA – macakata.com – Bali merupakan gambaran wisata mewah yang indah. Nyaris setiap orang yang suka bepergian dan traveling, namun belum pernah ke sana, selalu memimpikannya.

Bagi Anda yang belum ada waktu dan belum ada bajet untuk mengunjungi pulau dewata yang terkenal di dunia internasional itu, wilayah Rajagaluh tepatnya di area Desa Payung, berbatasan langsung dengan Desa Bantaragung Kecamatan Sindangwangi, banyak nuansa hamparan undakan terasering tanaman padi. Berbukit dan berundak-undak seperti layaknya pemandangan yang ada di Bali sana.

Bedanya, di titik yang berdekatan dengan Ciboer Pass, Curug Cipeuteuy, Batu Kursih, Gunung Ciwaru ini tak ada pantai. Hanya ada pemandangan manakjubkan, deretan padi yang menghampar bak susunan pazle yang tersusun rapih dan apik seperti lukisan itu, memanjakan mata dan hati yang rapuh.

Suasana Bali di perbatasan Rajagaluh dan Sindangwangi Majalengka Jawa Barat ini adalah nyata. Setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu, atau pada momen hari liburan, saat ini, jalur yang nantinya akan menjadi lintasan Jalur Timur Selatan Lintas Majalengka (Jatilima) ini sering didatangi netizen untuk berswafoto dan selfie-selfie.

Para Bloger dan YouTuber telah ratusan kali mengambil gambar di sini. Mereka mengabadikan suasana alam yang menakjubkan, seperti di Bali.

Jalur indah seperti Bali di perbatasan Rajagaluh dan Sindangwangi ini, bisa disaksikan dengan sejumlah jalur. Jalur alternatif, salah satunya yakni jalur Singawada menuju desa Babakan Kareo. Teruslah melaju ke arah balai desa Babakan Kareo, tapi ambillah jalur kiri, dan terus melaju, kalau ambil belok kanan, bisa saja, namun jalur ini ada bekas longsor serta jalannya sedikit rusak.

Ketika terus lurus dari pertigaan setelah balai Desa Babakan Kareo, maka tinggal mengikuti jalur menanjak. Lima menit dari pemukiman warga, Anda akan berada dan menikmati hamparan padi dan Ciboer Pass sudah terlihat di jalur ini. Melihat ke timur ada gunung Ciremai dan sebelumnya itu, dari jarak dekat, ada pemandangan Ciboer Pass.

Melaju ke arah pemukiman yang di sana ada wisata baru Batu Kursih, sebelum pemukiman juga ada pemandangan menakjubkan terasering padi yang berundak-undak.

Selanjutnya, menuju jalur yang ke arah Payung. Jalur Jatilima ini belum lebar, setelah tanjakan curam, pemandangan indah juga bisa disaksikan. Kalau mau ngopi, dipojok sebelah barat, di pertigaan menuju Sindangpano-Payung, ada warung satu-satunya. Meski bukan kafe, tapi suasananya menakjubkan, anda bisa duduk sambil ngopi atau ngawedang jahe, melihat kiri dan kanan, ada pemandangan terasering padi yang berbukit-bukit.

Sebuah pamandangan dan suasana alam yang mengasyikkan dan mahal. Saya membayangkan, suasana seperti ini harus tetap seperti ini. Tapi katanya, sudah banyak investor yang akan membangun semacam home stay dan penginapan di wilayah sini.

Suasana Bali ada di sini, di perbatasan Rajagaluh dan Sindangwangi. Saya bersyukur lahir dan besar di wilayah ini. Sebulan sekali, meski hanya lewat dan ngopi di warung itu, rasanya cukup untuk memulihkan rasa penat dan bosan akibat kerjaan dan pandemi ini.***

***Penulis adalah pelancong. Penyuka bacaan fiksi sains. Pegiat literasi. Pengelola Taman Baca dan Perpustakaan

Comment here