Pemuda Desa Sumber Wetan Kecamatan Jatitujuh Majalengka
MAJALENGKA – macakata – Wartika (30) merupakan contoh pemuda yang ulet dan tekun. Ia tak mau bermalas-malasan. Warga Desa Sumber Wetan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka ini telah sukses membudidayakan Ulat Jerman. Omsetnya per-sepuluh hari mencapai jutaan rupiah.
Usaha yang dijalaninya ini telah dua setengah tahun, sejak Maret 2018 lalu. Dari sisi penghasilan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam sepuluh hari itu menghasilkan panen 48 hingga 51 kilogram Ulat Jerman siap jual.
Wartika membudidayakan Ulat Jerman ini di sebuah rumah, bangunan yang sudah lama ditinggalkan penghuninya. Ukuran ulat Jerman ini terbilang agak besar dibandingkan ulat bulu, yakni kisaran panjang 5 sampai 6 sentimeter.
“Saya belajar dari majikan saya. Dulu, saya bekerja di tempat budidaya Ulat Jerman milik orang lain,” ujarnya, Rabu, 16 Desember 2020.
Wartika menuturkan, ilmu dan pengetahuan tentang bagaimana menangani Ulat Jerman, hingga bisa berkembang biak dan menghasilkan uang setelah dijual, ia pelajari di tempat majikannya tersebut.
“Setelah itu, saya kembangkan sendiri. Sekarang sudah mulai saya nikmati hasilnya. Saya, tidak lagi bekerja pada orang lain,” ungkapnya.
Soal pandemi Covid-19, Wartika mengatakan usahanya itu memang ada pengaruhnya. Sejak menekuni sendiri budidaya Ulat Jerman tersebut, ia terkendala tentang pasokan bahan baku panganan untuk makan ulat.
“Usaha saya masih tetap bertahan, cuma terkendala bahan baku pangan. Saya kesulitan mencari ampas tahu dan dedak.” ungkapnya.
Budidaya Ulat Jerman ini, menurut Wartika itu cukup mudah. Bibit Ulat Jerman yang berusia tiga bulan disimpan dalam wadah kayu persegi panjang.
Setelah itu masuk proses buping atau memisahkan bibit Ulat Jerman ke dalam wadah lainnya. Kuncinya, satu wadah harus satu ulat dan didiamkan. Setelah dipisah, ulat tersebut dibiarkan tanpa makanan alias puasa.
Setelah lima belas hari, Ulat Jerman itu akan berubah menjadi kumbang. Setelah jadi kumbang didiamkan lagi di wadah selama lima belas hari, hingga bertelor atau menetas ulat.
“Setelah bertelor, lalu dipisahkan antara telor dan kumbang.” ujarnya.
Selanjutnya, Wartika menceritakan, setiap sepuluh hari akan dipanen. Ia akan kedatangan tamu, bandar yang siap membeli Ulat Jerman, datang langsung ke tempatnya. Sebagai gambaran, bubidaya Ulat Jerman ini, dari awal pembibitan hingga bisa dipanen memakan waktu selama 50 hari.
“Bandar datang setiap sepuluh hari atau paling lama dua mingguan. Salah satunya dari Cirebon. Ulat Jerman ini untuk konsumsi makan reptil, ikan. Juga untuk dijadikan bahan dasar kosmetik kecantikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sumber Wetan, Usi Sanusi mengatakan pihaknya mendukung penuh geliat usaha yang dilakukan oleh pemuda/warganya. Usaha yang bisa meningkatkan perekonomian desa, di wilayah paling ujung bagian utara Majalengka ini, rencananya akan dijalin kemitraan UKM dengan Bumdes.
“Tentu kita mendukung penuh. Bahkan, kita berencana untuk menjadikan UKM unggulan, kerjasama dengan Bumdes,” ujarnya. ( MC-03)
Comment here