Ucapan adalah Doa itu memang Terbukti
MAJALENGKA – MACAKATA.COM – Memarahi anak nyatanya punya dampak yang jelek untuk masa depan anak itu. Ada cerita, bahwa, ketika orangtua memarahi anaknya dengan mengucapkan kalimat-kalimat negatif, justru hal itu menjadi kenyataan yang terus menerus pada si anak.
Sebaliknya, jika seorang ibu atau ayah mengucapkan yang baik dan positif kepada anaknya, meski sedang marah, itu menjadi kenyataan juga.
Hal ini ditegaskan oleh mubaligh, kiayi atau ustadz KH. Didin Misbahudin. Ia mengatakan khususnya seorang ibu, yang biasanya memarahi anak, karena tak kuat melihat nakalnya anak itu, mohon agar ketika memarahinya dengan sebutan atau ucapan-ucapan yang positif.
“Sebagai contoh, ada santri yang sering sakit-sakitan. Ternyata setelah ditelusuri, ketika dia kecil, anak itu dimarahi oleh ibunya dengan sebutan bahwa kamu nanti akan jadi orang yang sakit-sakitan. Itu ternyata terbukti. Jadi, mohon, kepada orangtua, baik ayah maupun ibunya, agar selalu menjaga ucapannya,” ungkapnya, ketika mengisi kuliah tujuh menit di sekre PWI Majalengka, depan Polsekta Majalengka, Kamis sore, 6 Mei 2021.
Kiayi Didin menambahkan cerita lainnya. Bahwa di Mekkah yang sekarang menjadi Imam Masjidil Harom, itu ketika kecilnya anak itu nakal. Namun, oleh ibunya, si anak malah dimarahi dengan ucapan bahwa anak itu kelak akan menjadi imam masjid.
“Itu terbukti sekarang. Saya mendengar cerita ini ketika berkunjung ke Mekkah. Jadi, soal memarahi anak, usahakan agar ucapan seorang ibu dialihkan ke hal-hal yang positif saja,” ungkapnya.
Kiayi Didin menambahkan soal ucapan adalah doa, itu telah banyak menjadi kenyataan. Menjaga lidah dan lebih baik diam mungkin merupakan cara yang baik. Akan tetapi, masih ada cara lainnya yang lebih baik, ucapkanlah sesuatu itu dengan ucapan-ucapan yang positif saja.
“Daripada mengucapkan yang jelek dan menjadi kenyataan, gantilah ucapan itu dengan kalimat yang lebih positif, itu lebih bermanfaat dan akan menjadi kenyataan,” ungkapnya.
Kemudian, Kiayi Didin juga menyebutkan bahwa di bulan Ramadhan ini memiliki waktu doa yang akan selalu diijabah atau diloloskan atau segera dipenuhi oleh Allah SWT. Salah satu waktu terbaik untuk berdo’a yakni menjelang berbuka puasa.
Menjelang berbuka puasa ini, mayoritas orang malah memanfaatkan waktu tersebut untuk jalan-jalan ngabuburit. Atau diisi dengan kegiatan yang kurang berfaedah.
Kiayai Didin mengatakan selalu luangkan waktu berdoa, karena do’a pada waktu menunggu adzan Maghrib pasti dikabulkan Allah Swt tanpa halangan apapun.
“Berdoalah, apapun yang kita inginkan. Dengan bahasa apa saja. Maka insya Allah dikabulkan. Jangan hanya ngabuburit saja yang diutamakan,” ujarnya, menyindir para jurnalis.
Selain berdoa menjelang adzan Maghrib, Kiayi Didin menjelaskan, agar semua orang selalu memuliakan ibunya. Meminta doa kepada ibu lebih baik daripada meminta kepada orang lain. Juga sebagai seorang suami, suami harus memuliakan istrinya.
“Doa ibu dan doa istri itu juga mempengaruhi kesuksesan seseorang,” tandasnya. (MC-03)
Comment here