BERITABUDAYAKREATIFOPINIScienceTravelWorld

Masuk Perpusda Majalengka Serasa Supermarket

Oleh : Acil B

MAJALENGKA – macakata.com – Luas tanahnya itu mencapai setengah hektar. Halaman parkirnya lebih luas daripada bangunannya yang gagah dan eksotis.

Itu seperti sebuah swalayan atau supermarket yang ada di kota-kota besar. Coba saja datang langsung ke gedung Perpustakaan Daerah atau Perpusda Majalengka.

Posisi persisnya berada di pinggir jalan raya Cigasong-Baribis-Jatiwangi. Tak jauh dari kantor Satpol PP. Berdekatan dengan SMKN 1 Majalengka.

Jika dari arah Baribis, maka posisi gedung Perpusda Majalengka ini, ada di sebelah kanan, setelah UD Putra TS, tentunya. Sebelum sekolah dan Satpol PP itu.

Masuk ke dalamnya lagi, ruangan gedung perpusda, yang tadinya diwacanakan tiga tahun lalu itu, kini telah menjelma menjadi realita. Terwujud sudah.

Itu seperti kita memasuki sebuah mal yang ada di Bandung. Luas. Ada cukup banyak ruangan. Terlihat dan berkesan ada tiga lantai. Padahal sejatinya hanya dua lantai.

Ruangan utama yang tampak seluas lapangan sepak bola itu, di sisi sebelah selatan ada banyak rak buku. Ribuan buku berjajar di sana.

Ada ayunan besi. Juga ada tempat lesehan dan main bersama anak. Meja untuk membaca dan menulis telah disiapkan. Kursi empuk melengkapinya. Nyaman sekali jika duduk sambil membaca.

Komputer yang nantinya akan terhubung dengan jaringan internet juga disiapkan. Buku-buku fisik hanya sebagai pelengkap.

Sebagian besar pengunjung juga bisa browsing dan membaca buku elektronik melalui aplikasi khusus Perpusda Majalengka.

Di lantai dua, ada banyak ruangan lagi. Diantaranya, ada ruangan pertemuan. Ruangan Meeting jika kau ingin bahasa yang lebih keren kekinian.

Ruangan pertemuan itu juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan Forum Taman Bacaan Masyarakat, Komunitas dan acara-acara literasi lainnya.

Di sebelahnya ada ruang studio film, ruangan bank buku, juga ruang wakaf buku.

Yang tak kalah menarik, di pojok sebelah kanan (itu jika kau berdiri menghadap timur di belakang bangunan) ada semacam kantin skala besar, kepala dinas menyebutnya Food Court. Di ruangan yang nantinya menjadi tempat pengunjung perpusda ini, hanya khusus untuk ruang makan dan minum.

Konsep Food Court ini mengusung pemasaran strategi kuliner lokal, yang memberdayakan UKM Majalengka. Antrean panjang bagi yang mau mengisi lapak di ruangan ini sudah terdaftar.

Tentu saja ada biaya sewa perbulannya. Bagi yang berminat, silakan saja hubungi Perpusda Majalengka yang refresentatif ini.

Di ruangan Food Court Perpusda ini, juga ada view atau pemandangan yang cukup keren. Memang tak sebagus nuansa Bali, Bandung ataupun Bogor. Tapi memandangnya di ruangan ini akan terasa seperti berada di luar wilayah yang bukan Majalengka.

Ruangan Food Court ini pun langsung ada tangga menuju parkiran belakang. Halaman Parkir belakang, rencananya akan ada gazebo atau joglo, yang akan memuat kapasitas 50 orang. Mushola pun akan segera dibangun.

Halaman parkir depan, juga akan disediakan area khusus untuk kaum difabel dan disabilitas. Perpusda Majalengka saat ini sedang menunggu hibah untuk menerima buku-buku berbahasa Braille. Keren kan?

Selamat tinggal Perpusda Lama yang sempit. Perpusda Lama yang berada di jalan KH Abdul Halim, depan sebuah bank, itu mulai ditinggalkan. Gedung baru Perpusda Majalengka ini mulai ditempati. Hitungan hari akan segera dilounching dan diresmikan.

Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah, Iwan Dirwan mengatakan kini Perpusda Majalengka telah berdiri megah, dengan konsep yang tak kalah dengan perpustakaan yang ada di Indonesia.

Luas bangunan Perpusda Majalengka mencapai seribu limaratus meter persegi. Pengunjung akan betah dan nyaman bila memasuki gedung Perpusda ini.

“Tapi halamannya lebih luas.Konsepnya begitu, supaya lebih banyak pengunjung. Pengunjung yang datang, sebagian besar pastinya bawa kendaraan,” ujarnya.

Sebelum ruangan buku-buku, pengunjung akan dimanjakan dengan fasilitas lemari yang kuncinya bisa dibawa sendiri oleh pengunjung. Loker namanya. Kalian pasti tau lah. ***

Penulis adalah pegiat literasi. Aktifis Forum Taman Bacaan Masyarakat

Comment here