EKONOMIFoodKISAH HIDUPKULINERTOKOHTravel

Warung Ikhlas Makan Sepuasnya Bayar Seikhlasnya

Berencana Buka Lima Cabang

MAJALENGKA – macakata.com – Mulai buka sekira pukul 11.00 WIB, warung ikhlas ini selalu habis jam 14.00 atau jam dua siang.

Meski baru buka tiga hari saja, pembeli atau peminatnya, langsung berdatangan ke warung ini.

Warung ikhlas ini memang menyediakan menu ala warteg. Dorongannya menyerupai angkringan. Konsepnya memang dibuat sesederhana mungkin.

Peminatnya ternyata bukan hanya kaum milenial. Tapi pegawai berbaju ASN, karyawan swasta, maupun anak-anak sekolah SMA.

Bicara soal harga-harga yang sekarang lagi naik, warung ikhlas ini tak punya banderol harga untuk setiap porsi piring atau bungkusnya.

Yup! Bayar seikhlasnya. Masukan uangnya ke kotak yang disediakan. Kotaknya tersedia di sebelah pinggir dorongan menu.

Ketika mendatangi langsung dan mencoba menunya, rasanya tak jauh berbeda dengan masakan pada umumnya. Tapi sambalnya lumayan enak.

Selesai makan, saya mencoba untuk memasukkan uang alakadarnya, saya buka tutup kotak uang itu.

Isinya ternyata bukan hanya uang dua rebuan. Ada  lima ribu, sepuluh, dua puluh, lima puluh, ada juga yang seratus ribu.

Rata-rata pembeli memang tidak pernah menyebutkan jumlah nominal uang, yang dimasukan ke kotak ikhlas tersebut.

Namanya juga warung ikhlas. Makan sepuasnya, bayar seikhlasnya. Pemilik sekaligus penggagasnya, memang tidak pernah mengeluhkan tentang berapa uang yang ada dalam kotak itu.

“Berapapun uang yang masuk ke kotak ikhlas itu, kami tidak pernah tau,” ujar penggagas Warung Ikhlas, Tris Sutrisna, saat ditemui di gerobak warung depan Komplek Perum Pesona Majalengka, Kelurahan Munjul, Majalengka, Rabu, 12 Januari 2022.

Tris tak sendirian. Ia didampingi sang istri tercinta. Juga sejumlah kolega lainnya, yang semuanya masih muda milenial.

“Kami niatkan untuk berbagi saja, tidak lebih,” ujarnya.

Dalam sehari, warung ikhlas Munjul ini biasa menyediakan untuk seratus porsi atau boks nasi‎ kotak.

“Dimakan langsung di sini. Jika belum habis, maka kita siapkan nasi kotak, kita bagikan ke abang becak, atau tukang parkir,” ujarnya.

Soal menu pun, Tris dengan sang istri yang bernama Nova Norma Hakiki, tidak terlalu mengandalkan memasak sendiri di rumah.

“Sebagian kita beli di warung sebelah, kita berdayakan juga warung-warung di sekitar jualan. Kebetulan rumah di sini,” ungkapnya.

Berbicara soal mengambil keuntungan, Tris menjawab, ‎dibukanya warung ikhlas memang bukan untuk tujuan bisnis, tapi untuk sosial‎.

“Tujuan kita berbagi, tujuan kita bersosial, bukan bisnis,” ucapnya.

Tris dan istri, bahkan punya targetan rencana untuk membuka lima cabang warung ikhlas.

“Isnya Allah kita berencana buka lima lokasi di wilayah Kabupaten Majalengka,” ujarnya.

Sewaktu ditanya, apakah ada nama komunitas, Tris menjelaskan, ‎belum punya nama komunitas.

“Kita gak ada nama komunitas, cukup dengan nama Warung Ikhlas saja,” tuturnya.

‎Dalam sehari, pendapatan dalam kotak di warung ikhlas‎ itu tidak tentu. Terkadang dapat Rp.500 ribu, terkadang Rp.300 ribu.

“Tidak tentu, namanya juga bayar seikhlasnya. Misalnya belanja untuk hari ini kurang, kita sudah punya anggaran cadangan. Sifatnya subsidi silang, kebetulan saya pengusaha,” ujarnya merendah.

Namun, satu hal yang membuat Tris dan sang istri bahagia, adalah, niatannya untuk berbagi dengan sesama pada masa pandemi ini, tiada lain adalah senang karena bisa berbagi setiap hari.

“Kepuasan batin saja, bisa berbagi. Senangnya saya bisa membantu. Istri pun begitu, senang bisa berbagi,” tandasnya. (Cil)

Comment here