MAJALENGKA – MacaKata.com – Tanda-tanda musim kemarau sudah terlihat. Panasnya siang hari yang menyengat telah dirasakan.
Meski, pada Sabtu dini hari hingga siang hari, 16 Juli 2022 lalu, hujan nyaris merata di sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Barat.
Banjir, bahkan menerjang wilayah Kabupaten Garut. Sebagian dataran rendah di Majalengka juga terkena dampak luapan sungai.
Memasuki musim kemarau, yang biasanya kering kerontang, biasanya musibah kebakaran di hutan dan lahan kering terjadi hanya karena percikan api.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Teguh Setiawan mengatakan, pihaknya menyiapkan antisipasi kebakaran di sekitaran kaki gunung Ciremai yang meliputi wilayah Kabupaten Kuningan dan Majalengka.
“Luasnya mencapai 15.500 hektare. Ini berbatasan langsung dengan 25 desa di Kabupaten Kuningan dan 20 desa di Kabupaten Majalengka. Itu semua masuk dalam kawasan hutan TNGC,” ungkapnya, Juli 2022.
Teguh menambahkan, oleh karenanya, pihak balai TNGC bekerjasama dengan Polsek, Koramil, para mitra juga masyarakat terus melakukan upaya pengendalian kawasan hutan.
“Ke depan akan sering dilakukan patroli Fire Care Camp bersama para mitra dan masyarakat, pemeliharaan sekat bakar, pemadaman dan pengadaan sarana prasarana pengendalian hutan,” ujarnya.
Kapolres Majalengka AKBP Edwin Affandy mengatakan, antisispasi menjelang musim kemarau perlu ditingkatkan kewaspadaannya. Perlindungan lingkungan salah satunya dilakukan dengan menjaga kawasan agar terbebas dari kebakaran hutan.
“Simulasi kebakaran telah dilakukan bersama pihak TNGC, TNI, Polri dan warga. Namun, pada kenyataannya, jangan sampai ada kebakaran, maka harus dicegah,” ungkapnya. (*)
Comment here