Oleh : Apotsum
MACA – Saat gelap gulita
Tahun gajah sejarah mencatat
Dua belas Rabi’ul Awwal
Di kota Makah
Pancaran cahayanya menyinari alam
Pembawa risalah terakhir dari Allah SWT.
Api sesembahan Majusi tiba-tiba padam
Api adalah kebesaran
Api adalah kekuatan
Tapi enkau jadikan api sebagai Tuhan
Tidak pernah padam sejak ribuan tahun
Padamlah wahai api..
Tidak pantas engkau disembah
Padamlah wahai api..
Sirnalah engkau
Saat bersamaan kelahiran Nabi Muhammad
Api itu padam seketika
Sebuah peristiwa luar biasa
Pada malam kelahiran itu
Balkan Istana Kisra jatuh dan runtuh
Hancurlah..
Hancurlah..
Empat belas gereja juga runtuh
Gereja Bahira juga amblas ditelan tanah
Berhala-berhala runtuh
Sirnalah wahai berhala-berhala
Keajaiban luar biasa oh..
Sang Bayi lahir dalam keadaan sujud
Dan mengangkat kedua tangannya seraya berdoa
Sungguh mencengangkan di sekitarnya
Saat laki-laki lain harus dikhitan ketika sudah baligh
Sang Nabi terlahir sudah dikhitan
Sungguh Maha Besar Engkau ya Allah
Telah Engkau tampakkan
Keagunganmu
Di hadapan manusia-manusia
Pemuja berhala
Muhammad namanya
Nama itu tidak pernah terbayangkan
Nama ini baru pertama kali
Dipakai dengan nama Muhammad SAW
Sang Kakek Abdul Mutholib yang memberi nama
Karena menghendaki cucunya kelak
Menjadi orang yang dipuji
Oleh seluruh makhluk
Saat itu Abdul Mutholib berminpi
Melihat rantai perak keluar dari punggungnya
Memiliki empat ujung yang
Masing-masing membentang
Satu berada di langit dan satu berada di arah Barat
Satu lagi berada di arah Timur
Rantai berubah menjadi pohon
Yang semua daunnya memancarkan cahaya
Seluruh manusia bergelantungan
Pada pohon itu
Kelak Sang Bayi dinobatkan menjadi Sang Nabi Agung
Walau masa kenabian sangat singkat
Namun Sang Cahaya telah menyinari dunia
Hingga hari ini
****19 September 2023
Belakang pendopo Albirun
Comment here