MACA – Pemalsuan uang kertas mungkin telah sering terjadi. Bahan kertas yang mudah ditemukan, ditambah mesin print out yang semakin canggih, membuat oknum pembuat uang palsu bisa semakin kreatif.
Tetapi, tidak demikian halnya dengan pemalsuan uang logam. Bahan untuk logam dirasa lebih mahal untuk proses pembuatan uang, meski untuk dibuat palsu.
Oleh karenanya, hanya sedikit sekali kasus untuk pelaku pembuatan uang palsu dalam bentuk uang koin logam.
“Hitungannya rugi lho. Sia-sia dan terkesan lebih banyak keluar modal. Tak sebanding dengan hasilnya. meskipun, sama-sama terjerat hukuman pidana penjara bagi siapapun yang memalukan uang,” ungkap perwakilan pimpinan bank Indonesia, sewaktu konfrensi pers ketika perss releasi di Mako Polres Majalengka, tiga hari lalu di akhir bulan September 2024.
Artinya, jika bicara tentang proses pembuatan uang baik itu kertas maupun logam, hal itu kembali pada proses nilai untung rugi dalam pembuatannya.
Belum lagi soal kualitas hasilnya. Karena palsu atau KW, maka sfesifikasinya pun terlihat lebih amburadul. **
Comment here