BERITA

Projo Cirebon Soroti Gapura Perbatasan yang Ambruk

Ketua Projo Kabupaten Cirebon Hj. Kuni : Harusnya Gapura itu Cukup Kuat Jika Ada Pondasi

CIREBON – macakata.com – Projo Kabupaten Cirebon sangat menyayangkan terkait ambruknya salah satu Gapura perbatasan antara kecamatan Gegesik dengan Arjawinangun. Pihaknya juga heran, anggaran Gapura senilai Rp. 450 juta, faktanya tidak kuat menahan serangan hujan disertai angin yang terjadi pada pekan lalu tersebut.

Ketua Projo Kabupaten Cirebon, Hj. Kuni Buchori mengatakan pihaknya tidak habis pikir terhadap pihak yang melakukan pengerjaan gapura. Pihaknya menduga pengerjaan tersebut dinilai asal-asalan. Bila dibandingkan dengan Gapura perbatasan di titik lainnya, misalnya di jalur Cirebon-Bandung di Kecamatan Ciwaringin, Gapura tersebut terlihat lebih kokoh karena menggunakan pondasi yang cukup kuat.

“Sementara kami lihat, gapura perbatasan Gegesik-Arjawinangun itu pondasinya tidak dalam atau memang tidak ada penggalian untuk pondasi? Mengingat sepengatahuannya, bangunan apapun supaya tahan lama dan kuat, harus ada pondasi penggalian untuk penyangga rangka besi atau baja,” ujarnya ketika membahas soal Gapura perbatasan yang ambruk, saat ditemui di wilayah Pasar Tegal Gubug‎, Kamis, 20 February 2020.

Kuni menambahkan pihaknya kini semakin geram dan tidak habis pikir terkait pengerjaan infrastruktur yang asal-asalan. Dua pekan sebelumnya senderan jembatan di Tegal Gubug juga ambruk. Dalam hitungan kalulkasinya, anggaran gapura perbatasan tersebut dinilai terlalu besar dan penghamburan.

“Dalam kalkulasi saya, karena saya juga pengalaman dalam hal bangun membangun, Gapura tersebut bisa dikerjakan meski dengan anggaran semisal seratus juta, dan itu bisa kuat karena harus dengan penggalian pondasi.”ujarnya.

Kuni, yang memang telah dikenal sebagai pengusaha di wilayah Tegal Gubug ini, juga mengetahui bahwa Gapura tersebut usianya belum dua tahun. Sehingga jika melihat anggaran yang mencapai setengah milyar tersebut, pihaknya menghitung ada terlalu banyak kejanggalan dalam proses pembangunannya.

“Dalam hal usaha, mencari keuntungan adalah hal yang wajar, namun keuntungan yang dikali berpuluh-puluh kali lipat itu tidak wajar,” tandasnya.

Sementara itu, saat ini Gapura yang ambruk tersebut memang tengah dikerjakan kembali. Sewaktu ditemui di lokasi perbaikan, para pekerja hanya menjawab bahwasanya mereka tidak tahu menahu tentang apapun. Mereka hanya sedang bekerja, namun enggan untuk menyebutkan siapa yang mempekerjakannya.

Berdasarkan informasi dari pihak Kecamatan Gegesik, anggaran gapura perbatasan Gegesik-Arjwinangun di pinggir jalan raya yang tidak terlalu jauh dari pelintasan kereta api‎ itu, anggaran pembangunan Gapura itu memang mencapai Rp. 450 juta. Hanya saja pihak kecamatan tidak mengetahui persis detail rincian anggaran pembangunan gapura itu. ( MC-03)

Comment here