BERITA

36 Tahun Desa Sangkanhurip, Bertekad Terus Membangun dan Munculkan Potensi Wisata

MAJALENGKA – macakata.com – Desa Sangkanhurip Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka memperingati dirgahayu ke-36 tahun. Pada usianya yang semakin dewasa ini, desa yang berbatasan langsung dengan Desa Cikaracak Kecamatan Argapura itu, bertekad akan terus membangun dan memberdayakan masyarakat serta pemuda.

Desa Sangkanhurip ini juga tengah merancang dan menggali potensi wisata alam, yang akan dikelola oleh para pemuda dan masyarakat Sangkanhurip. Hal itu, sebagai upaya untuk memberdayakan warga, sekaligus meningkatkan ekonomi di desa sendiri.

Kepala Desa Sangkanhurip, Dedi AS mengatakan usia ke-36 tahun merupakan usia yang sudah terbilang dewasa dan harus lebih mandiri. Oleh karenanya‎, saat ini pihaknya tengah merancang dan menggali potensi wisata alam, yang ada di sekitar Desa Sangkanhurip.

“Target kita memunculkan wisata alam, itu usulan dari para pemuda, sekaligus memberdayakan peningkatan ekonomi masyarakat,” ujarnya, di halaman samping masjid Desa Sangkanhurip, Jumat, 28 Agustus 2020.

Dedi menambahkan, namun sebelumnya, pihaknya meminta maaf kepada warga desa, mengingat saat ini masih dalam musibah Covid-19, ada sebagian besar pembangunan sarana dan prasarana yang belum selesai dikerjakan.

“Sehingga, situasi ini perlu difahami oleh kita semua. Kami juga memberikan masker kepada semua warga, termasuk anak-anak dengan masker yang beraneka ragam untuk dikenakan ketika keluar rumah,” ungkapnya.

‎Sementara itu, anggota DPRD Majalengka, Sahidi mengucapkan selamat kepada Desa Sangkanhurip atas dirgahayunya yang ke-36 tahun. Dengan mengusung tema desa Sangkanhurip yang bertradisi, yang berarti Bersih, Tertib, Religius, Aman, Damai dan Sinergis.

Terpisah, tokoh masyarakat setempat‎, membacakan sejarah singkat bagaimana Desa Sangkanhurip ini berdiri. Pembacaan sejarah desa itu diungkapkan dengan beragam versi.

Desa Sangkanhurip ini merupakan pemekaran dari Desa Garawastu, sejak bulan Agustus tahun 1984 lalu.

Ratusan tahun lalu, Mbah Kuwu Sangkan Cirebon pernah singgah di Garawastu dan Cikaracak, sambil menyebarkan Islam. Selanjutnya, sebagian besar warga Garawastu dan sekitarnya memeluk Islam.

Sepeninggal Mbah Kuwu Sangkan, nama tempat Cibiru yang sekarang adalah Masjid Desa, oleh sebagian orang selalu dikeramatkan dan menjadi tempat pemujaan oleh sebagian orang. Kemudian, oleh tokoh masyarakat yang memahami Islam, dibuatlah masjid, kemudian menjadi hurip atau hidup oleh beragam kegiatan mengaji dan sholawatan.

Versi sejarah lainnya, di tempat yang bernama Cibiru tersebut, ada selokan Cihurip yang deras dan melimpah airnya, sehingga  membantu masyarakat sejahtera. Dinamailah, desa tersebut dengan Sangkanhurip, karena airnya yang melimpah dan menghidupkan warga.

Acara peringatan dirgahayu ke-36 Desa Sangkanhurip ini juga diisi oleh berbagai hiburan dan perlombaan gembira untuk warga, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan jaga jarak dan memakai masker. (MC-02)

Comment here