MAJALENGKA – macakata.com – Meski dirinya sekedar tukang becak yang biasa mangkal di dekat terminal Cipaku Kadipaten Majalengka, Tarmi’in (67), warga Desa Bojong Cideres Kecamatan Dawuan ini begitu susah untuk mendapatkan sekedar uang Rp. 20.000.
Masa pandemi Covid-19 ini dirasakannya begitu berat. Sudah lima bulan lebih dirinya hanya mengandalkan menggali dan mengumpulkan pasir di sungai Cideres.
“20 tahun saya jadi tukang becak, baru sekarang-sekarang ini, sudah lima bulan, saya berat mendapatkan uang. Makanya saya nyambi gali dan mengumpulkan pasir,” ujar Tarmi’in saat ditemui di Sungai Cideres, Kamis, 4 Februari 2021.
Tarmi’in tampak santai dan telaten. Ia membawa peralatan keranjang dari bambu. Setelah dapat pasir yang ia gali di sungai, ia memanggulnya ke area yang lebih tinggi dari dataran sungai. Jika tak cepat-cepat menemukan pembeli pasir, maka pasir yang telah dikumpulkannya dari pagi itu, bisa terbawa arus sungai dan air hujan.
“Sehari kalau laku 15 keranjang, itu cukup untuk satu pedati (gerobak kecil untuk mengangkut batu bata). Harganya Rp.50 ribu,” ujarnya.
Ba’da Dzuhur, ia kembali ke rumah untuk makan, sambil menawarkan pasir kepada temannya, pemilik Toko Bangunan di wilayah itu.
“Saya tawarkan ke teman, toko bangunan, jika lagi butuh pasir, dia pasti beli,” ujarnya.
Namun, jika tak menemukan pembeli pasir, Tarmi’in tentu saja bersedih. Alasannya, uang senilai Rp50 ribu untuk menafkahi istri dan tiga anaknya, untuk hari itu tak bisa didapatkannya.
“Kalau tak laku dijual, sekarang kan musim hujan, pasti segera hilang terbawa arus air. Kalau beruntung, saya bawa pulang ditaruh di dekat rumah. Kalau keburu hujan besar, ya pasir yang sudah terkumpul hilang lagi terbawa air hujan,” ucapnya.
Tarmi’in berharap agar masa pandemi ini segera berlalu. Masa pandemi ini orang lebih banyak di rumah. Kemana-mana memakai masker. Bagi dirinya sebagai tukang becak, masa pandemi ini memukulnya, sehingga ia terpaksa melakukan apapun untuk mendapatkan uang.
“Sementara yang bisa saya lakukan adalah mengumpulkan pasir ini. Kalau ada yang ngajak jadi kuli bangunan, saya pasti mau. Saya tinggalkan dulu ngumpulin pasir ini.” ujarnya. ***
Comment here