OPINITravel

Aspal Jembatan Dikerok Kasar, Membuat Motor Bergoyang

aspal jembatan yang dikerok

MACAKATA.COM – Telah dua pekan lebih, aspal jembatan yang berada di area kota Majalengka seolah sengaja dikerok kasar, menggunakan garpu raksasa. Hasilnya, aspal jembatan tersebut terlihat dan terasa bergaris-bergaris seperti bekas garukan. Membuat pengendara motor yang melintasinya ikut bergoyang.

Timbul pertanyaan dari warga. Tujuannya untuk apakah? Toh itu, jika mau diperbaiki kenapa berlama lama jedanya. Sementara, di jalan perkampungan, tanpa dikerok pun, jalanan sudah rusak, juga terlalu dibiarkan. Ini kok disengaja, seolah menunggu ada orang yang kecelakaan akibat aspal yang dikerok itu.

Prosedur ini menimbulkan tanda tanya. Maksudnya apa? Kalau mau ditambal, toh bisa sekalian disiapkan aspalnya, pada saat itu juga sewaktu dikerok. Selesai dikerok aspalnya bisa langsung ditambalkan oleh aspal baru. Toh, ketika menambal sulam jalanan yang berlubang di perkampungan, aspal yang rusak itu langsung saja disiapkan, kemudian  ditimpa oleh aspal perbaikan. Kebanyakan prosedurnya demikian, secara kasat mata. Gak tau juga kalau menurut kajian ilmiah.

Tulisan ini hanya mengingatkan warga yang melintas agar berhati-hati. Sebagai netizen, saya hanya ingin ikutan berkomentar ria. Tujuannya untuk apa? Jika dihubungkan dengan dalil dalil naqli, quraniyah, itu sangat madorot sekali. Membahayakan pengendara terutama pemotor, roda dua.

Sejumlah akun di FB pernah memosting foto jembatan yang aspalnya dikerok itu. Sambil disisipi komentar lucu. Intinya mengingatkan warganet lain agar tetap waspada.

Ini bukan berita. Ini hanya pendapat warga. Mungkin, ada prosedur khusus untuk memperbaiki aspal jembatan, yang memang harus dikerok dulu bagian atasnya lalu dibiarkan lama, agar warga merasakan aspal itu bermasalah? Tunggu hingga berbulan-bulan. Lalu ditambal. Mungkin itu prosedurnya.

Jembatan yang aspalnya dikerok

Aspal jembatan yang dikerok garpu raksasa itu, seolah hiasan yang bikin mengkerut kening. Membuat para analisa mengkritisi, cuma mereka gak mau bersuara. Entah kenapa. Makanya tulisan ini opini saja. Tak ada narasumbernya. Hanya pendapat pribadi.

Contoh jalanan yang dirusak sengaja, karena ada pipa yang mau ditancap pada aspal, biasanya di jalur perkebunan dan jalur sawah, yang telah merusak jalananya itu, akan langsung menutup kembali aspal yang telah dikeruk, meski oleh semen, eh, tapi juga kadang-kadang dibiarkan saja, hehe. Mungkinkah prosedurnya memang harus begitu untuk aspal jembatan yang tadinya masih bagus. Ini kok malah dbiarkan saja.

Pengendara mobil pun sama. Merasakan jalanan aspal yang dikerok garpu raksasa itu. Cuma tidak terasa banget seperti pengendara motor. Jika pengendara motor, dengan ban motor yang kempes, bisa saja bergoyang ke pinggir dan membuat jatuh pengendaranya.

Bila sangat cepat pun, motor yang melntasi jembatan dengan aspalnya yang dikerok itu, akan sedikit bergoyang. Itu sangat madorot. Entah maksudnya apa ya, terus kapan diperbaikinya itu.

Terus, dibandingkan dengan aspal di sebelahnya, yang masih sama-sama masih bagus. Kok kenapa memilih aspal jembatan yang justru dikerok?

Harap waspada saja, untuk pengendara motor yang melintasi jembatan Tonjong, Jembatan dekat Kodim dan jembatan dekat pasar lama. Aspal tiga jembatan itu telah dikerok menggunakan garpu raksasa, sehingga terlihat bergaris. Membuat motor yang lewat ikut bergoyang miring. Sementara angin Majalengka terus ngagelebug.

Betul, saya baca sejumlah referensi, perbaikan aspal memang harus dikerok dahulu. Aspal yang akan diperbaiki harus dirusak secara sengaja terlebih dulu. Tapi sampai kapan? Apakah mesti berlama-lama dibiarkannya? ***(Sh)

Comment here